PSIKOLOGI
MANAJEMEN KURIKULUM
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Ilmu Pendidikan Islam”
Yang diampu oleh Bapak “Muchlis Sholichin”
Di susun oleh: Kelompok 1
Abdul Adim
Ach. Asrofi Ishak
Ach. Fawaid
Siti Mutmainnah
PROGRAM
STUDI MENEJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
JURUSAN
TARBIYAH
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN
2016
KATA PENGANTAR
Segala
puji bagi Allah SWT. Atas segala karunia, rahmat, hidayah, dan taufik-Nya,
sehingga kami masih bisa mempunyai kesempatan dan kepercayaan untuk
menyelesaikan tugas ini. Sholawat serta salam semoga tetap dilimpahkan kepada
Nabi besar kita yakni Nabi Muhammad SAW. Yang telah membimbing umatnya kejalan
yang benar dan lurus. Begitu juga kepada keluarga, kepada para sahabat, dan
kepada para tabiin serta kepada orang yang mengikuti jejaknya sampai akhir
zaman.
Sebelumnya,
kami ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak “Muchlis Sholichin”
selaku dosen yang telah membimbing kami dengan sangat baik dan penuh dengan
ketelatenan serta yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk
menjelaskan melalui makalah kami dengan judul “Kurikulum Pendidikan Islam”.
Merupakan suatu kebanggaan bagi kami yang telah diberi kepercayaan oleh Bapak
untuk menjelaskan hal tersebut.
Oleh
sebab itu, kami akan mencoba memaparkan dan menuliskan beberapa ilmu yang telah
kami dapatkan dari beberapa sumber yakni dari beberapa buku tentang materi
makalah kami yang telah kami rangkum dalam bentuk makalah ini.
Akan
tetapi, makalah ini masih belum sempurna seperti yang diharapkan karena disini
kami juga masih sama-sama belajar dan pastinya masih banyak kekurangan dan
kesalahan baik dari segi penulisan maupun penyusunan. Oleh sebab itu, kami mohon
maaf yang sebesar-besarnya dan kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran
dari pembaca dalam perbaikan makalah ini kedepannya, sehingga bisa menjadi
lebih baik lagi di masa yang akan datang. Dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi
semuanya. Amin ya Robbal Alamin.
Pamekasan,16 September
2016
Kelompok 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................................. ii
BAB I :
PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
A.
Latar Belakang.............................................................................................. 1
B.
Rumusan Masalah......................................................................................... 2
C.
Tujuan Penulisan........................................................................................... 2
BAB II :
PEMBAHASAN........................................................................................... 3
A.
Pengertian
Kurikulum Pendidikan Islam...................................................... 3
B.
Ciri-Ciri
Kurikulum Pendidikan Islam.......................................................... 6
C.
Isi
Materi Kurikulum Pendidikan Islam....................................................... 8
D.
Prinsip-Prinsip
Kurikulum Pendidikan Islam................................................ 9
BAB III :
PENUTUP................................................................................................... 11
A.
Kesimpulan................................................................................................... 11
B.
Saran
............................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 13
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pendidikan Islam adalah sebagai usaha sadar, terstruktur,
terprogram, dan sistematis yang bertujuan untuk membentuk manusia yang
berkarakter. Manusia yang ingin dibentuk oleh pendidikan islam adalah
tercapainya kesempurnaan insani yang bermuara pada oendekatan diri kepada Allah
dan kesempurnaan insani yang bermuara pada kebahagiaan dunia dan akhirat.
Fungsi pendidikan Islam yang bertitik tolak pada prinsip
iman-islam-ihsan dan akidah-ibadah-akhlak adalah menuju satu sasaran kemuliaan
dan budaya yang diridloi Allah SWT., yang setidaknya memilki fungsi secara
minimal; individualisasi nilai dan ajaran Islam demi terbentuknya manusia
muttaqin, dan secara maksimal adalah sosialisasi nilai-nilai dan ajaran Islam
demi terbentuknya umat Islam, serta rekayasa kultur Islam demi terbentuk dan
berkembangnya peradaban Islam.
Dalakm mencapai tujuan pendidikan Islam tersebut akan diperlukan
berbagai faktor atau unsur yang mendorongnya terutama kurikulum yang diterapkan
atau dipakai. Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses pendidikan.
Kurikulum mengarahkan segala bentuk aktivitas pendidikan demi tercapainya
tujuan-tujuan pendidikan, kurikulum juga merupakan salah satu rencana pendidikan, memberikan pedoman dan pegangan
tentang jenis, lingkup dan urutan isi, serta proses pendidikan.
Kurikulum merupakan salah
satu komp[onen yang memilki peran penting dalam sistem pendidikan, sebab dalam
kurikulum bukn hanya dirumuskan tentang tujuan yang harus dicapai sehingga memperjelas
arah pendidikan, akan tetapi juga memberikan pemahaman tentang pengalaman
belajar yang harus dimilki setiap siswa.
Dengan demikian dalam setiap perkembangan kurikulum pada setiapa
satuan pendidikan diperlukan nuansa islam untuk mencapai tujuan pendidikan yang
sesungguhnya. Dengan menerapkan beberapa pembelajran yang sudah dikemas dalam
kurikulum pendidikan Islam.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa Yang
Dimaksud Dengan Kurikulum Pendidikan Islam?
2.
Apa
Saja Ciri-Ciri Kurikulum Pendidikan Islam?
3.
Apa
Saja Isi Materi Kurikulum Pendidikan Islam?
4.
Apa
Saja Prinsip-Prinsip Kurikulum Pendidikan Islam?
C.
Tujuan
Penulisan
1.
Untuk
Mengetahui Dan Memahami Pengertian Kurikulum Pendidikan Islam
2.
Untuk
Mengetahui Ciri-Ciri Kurikulum Pendidikan Islam
3.
Untuk
Mengetahui Isi Materi Kurikulum Pendidikan Islam
4.
Untuk
Mengetahui Prinsip-Prinsip Kurikulum Pendidikan Islam
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Kurikulum Pendidikan Islam
“Kurikulum berasal dari bahasa latin “Curriculae”, pada
waktu itu kurikulum berarti suatu jarak yang harus ditempuh oleh siswa yang
bertujuan untuk memperoleh ijazah. Dengan menempuh suatu kurikulum, siswa dapat
memperoleh ijazah.”[1]
Dalam hal tersebut ijazah merupakan suatu bukti, bahwa siswa telah
menempuh kurikulum yang berupa rencana pelajaran. Kurikulum merupakan
seperangkat rencana dan pengaturan tentang isi dan bahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar
disekolah.
Sedangkan “pendidikan Islam adalah pendidikan yang dipahami dan
dikembangkan serta disusun dari ajaran dan nilai-nilai yang terkandung dalam
dua sumber dasar islam yakni; Al-qur’an dan hadits.”[2]
Jika dikaitkan dengan pendidikan Islam, kurikulum pendidikan Islam
adalah seperangkat perencanaan proses pembelajaran terkait dengan materi
belajar, metode belajar, dan instrumen dalam kegiatan belajar mengajar yang
disusun dan disesuaikan berdasar pada Al-qur’an dan hadits.
Kurikulum sebagai rencana pembelajaran, merupakan suatu program
pendidikan yang disediakan untuk membelajarkan siswa. Dengan program itu para
siswa melakukan berbagai kegiatan belajar, sehingga terjadi perubahan dan
perkembangan tingkah laku siswa, sesuai dengan tujuan pendidikan dan
pembelajaran. Dengan kata lain, suatu lembaga menyediakan lingkungan bagi siswa
yang memberikan kesempatan belajar. Itu sebabnya suatu kurikulum harus disusun
sedemikian rupa agar maksud tersebut dapat tercapai.
Kurikulum dapat dimaknai sebagai seluruh kegiatan yang dilakukan
siswa baik didalam maupun diluar sekolah asal kegiatan tersebut berada dibawah
tanggung jawab guru atau sekolah, yang tidak hanya mencakup intra maupun ekstra
kurikuler. Akan tetapi, apapun yang dilakukan siswa asal saja berada dibawah
tanggung jawab dan bimbingan guru, itu adalah kurikulum. Seperti, anak yang
mengerjakan pekerjaan rumah, mengerjakan tugas kelompok, mengadakan observasi,
wawancara dan lain sebagainya, itu merupakan bagian dari kurikulum, karena
memang hal-hal itu adalah tugas yang diberikan guru dalam rangga mencapai
tujuan pendidikan seperti yang diprogramkan oleh lembaga.
Selama ini kurikulum dianggap sebagai penentu keberhasilan
pendidikan, termasuk pendidikan Islam. Karena itu, perhatian bagi para guiru,
dosen, kepala sekolah, ketua, rektor satuan lembaga pendidikan. “Padahal
kurikulum bukanlah penentu utama.”[3]
Karena, yang menjadi problematika dalam pendidikan Indonesia adalah lemahnya
berprestasi, kesadaran untuk sukses, kesadaran untuk meningkatkan SDM, kesadaran
untuk menghilangkan kebodohan maupun kesadaran untuk berbuat yang terbaik.
Dalam hal ini kurikulum berperan sebagai beberapa hal diantaranya;
“pertama, kurikulum sebagai produk (sebagai hasil pengembangan
kurikulum), kedua, kurikulum sebagai program (alat yang dilakukan
sekolah untuk mencapai tujuan), ketiga, kurikulum sebagai hal-hal yang
diharapkan akan dipelajari oleh siswa (siswa, keterampilan tertentu), dan keempat,
kurikulum dipandang sebagai pengalaman siswa.”[4]
Kurikulum merupakan landasan yang digunakan pendidikan untuk membimbing peserta didiknya ke arah
tujuan pendidikan yang diinginkan
melalui sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap mental. Ini
berarti, bahwa proses pendidikan Islam bukanlah suatu proses yang dapat
dilakukan secara serampangan, tetapi hendaknya mengacu pada konseptualisasi
manusia transformasi sejumlah pengetahuan keterampilan dan sikap mental yang
harus tersusun dalam kurikulum pendidikan Islam.
Dipandang dari sudut potensi manusia yang terdiri dari dua macam,
yakni potensi lahir dan potensi batin, maka dapat dilihat ada beberapa aspek
yang perlu dikembangkan, pertama aspek pendidikan fisik manusia, dan kdua aspek
rohani manusia yang meliputi aspek pikiran dan perasaan manusia, sedangkan
dipandang dari manusia sebagai kholifah, maka aspek yang perlu dikmbangkan
adalah aspek pemahaman, penguasaan dan tanggung jawab trhadap kelestarian lam
raya. Maka perlu dikembangkannya pula aspek pendidikan ilmu pengetahuan dan
aspek pendidikan moral, dan yang penting aspek ketuhanan.
“Terdapat beberapa aspek yang perlu ditanamkan kepada manusia
menurur konsep pendidikan Islam:
1.
Aspek
kependidikan ketuhanan
2.
Aspek
pendidikan akhlak
3.
Aspek
pendidikan akal dan ilmu pengetahuan
4.
Aspek
pendidikan fisik
5.
Aspek
pendidikan kejiwaan
6.
Aspek
pendidikan keindahan
7.
Aspek
pendidikan keterampilan.”[5]
Pendidikan Islam sebagai lembaga terdiri dari tiga bentuk. Pertama,
lembaga pendidikan informal yaitu
yang berlangsung dirumah tangga. Kedua, lembaga pendidikan nonformal
yaitu yang berlangsung dimasyarakat. Ketiga, lembaga pendidikan formal
yang berlangsung disekolah. Khusus lembaga formal ada empat jenis bentuknya,
yakni; psantren, sekolah, madrasah, dan pendidikan tinggi
Untuk mrealisasikan konsep pendidikan Islam diperlukan perencanaan
pendidikan yang meliputi; kelembagaan, kurikulum, manajemen, pendidik, peserta
didi, sarana-prasarana, dan kebijakan pemerintah.
Pendidikan Islam ditinjau dari segi kelembagaan mengandung makna
bahwa kelembagaan pendidikan Islam adalah kelembagaan yang menekankan untuk
dapat merealisasikan seluruh aspek-aspek pendidikan Islam yang telah ditentukan
dam pndidikan Islam, baik pada pendidikan formalnya maupun non formal dan
informalnya.
Dan ditinjau dari sudut kurikulum maka pendidikan Islam tersebut
haruslah merencanakan untuk memuat rancanagan berbagai aspek pendidikan Islam
diuraikan dalam bentuk pelajaran, silabus, dan evaluasi yang tujuannya adalah
meraih berbagai aspek pendidikan Islam yang yang sesengguhnya.
Pendidikan Islam diharapkan dapat menyesuaikan suatu lembaga pendidikan
dengan beberapa koridor dalam penyelenggaraan pendidikan yang bernuansa islam
yang salah satunya dapat dikembngkan melalui kurikulum, dalam hal ini
“kurikulum brusaha melestarikan nilai-nilai budaya, dan kurikulum juga berusaha
mengikuti perubahan zaman, karena kurikulum juga bertujuan untuk menyiapkan
siswa untuk menjalani kehidupan masa depan.”[6]
B.
Ciri-Ciri
Kurikulum Pendidikan Islam
Kurikulum merupakan suarat ,utlak dan ciri utama pendidikan sekolah
atau pndidikan formal, sehingga kurikulum adalah baguan tak terpisahkan dari
proses pendidikan dan pembelajaran. Setiap praktek pendidikan diarahkan untuk
mencapai tujuan-tujuan tetentu, baik aspek pengetahuan, sikap maupun
keterampilan.
“Proses pendidikan diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan
keselarasan hidup dalam pergaulan manusia.”[7]
Dengan deikian kurikulum dalam lembaga merupakan salah satu aspek pendukung
untuk mencapai kselarasan hidup tersebut, terutam peran pendidikan islam dalam
meyelenggarakan kurikulum dalam pendidikan.
“Terdapat beberapa ciri-ciri kurikulum pendidikan Islam menurut
Al-Syaibani diantaranya:
1.
Menonjolkan
tujuan agama dan akhlak pada berbagai tujuan, kandungan, metode, alat dan
tekniknya.
2.
Memilki
perhatian yang luas dan kandungan yang menyeluruh.
3.
Memilki
keseimbangan antara kandungan kurikulum dari segi ilmu dan seni, kemestian,
pengalaman, dan kegiatan pengajaran yang beragam.
4.
Berkecenderungan
pada seni halus, aktivitas pendidikan jasmani, latihan militer, pengetahuan
teknik, latian kejuruan, dan bahasa asing untuk perorangan maupun bagi mereka
yang memilki kesdiaan, bakat, dan keinginan.
5.
Keterkaitan
kurikulum dengan kesediaan, minat, kemampuan, kebutuhan, dan perbedan
perorangan diantara mereka.”[8]
Ciri-ciri ini menggambarkan adanya berbagai tuntutan yang harus ada
didalam kurikulum pendidikan Islam. Tuntutan ini terus berkembang seuai dengan
tantangan zaman yang sedang dihadapi. Tantangan pendidikan Islam dizaman
sekarang tentu sangat berbeda dengan zaman klasik dulu. Tuntutan dizaman ini
lebih kompleks.
Dalam proses belajar mengajar kurikulim menjadi penting, karena
dengan kurikulum anak sebagai indivodu yang berkembang akan mendapatkan
manfaat. Namun, disamping kepentingan anak didik, kurikulum juga brfungsi bagi
kepentingan-kepentingan yang lain antara lain; kurikulum dalam rangka
pencapaian tujuan pendidikan, kurikulum bagi anak didik, kurikulum bagi
pendidik, kurikulum bagi kepala skolah, bagi orang tua, bagi masyarakat dan
lulusan sekolah.
“Sedangklan Armani Arief
menjelaskan tentang ciri-ciri kurikulum pendidikan Islam sebagai berikut:
1.
Agama
dan akahlak sebagai tujuan utama yang didasarkan kepada Al-qur’an dan
As-Sunnah.
2.
Mempertahankan
penggembangan dan bimbingan terhadap semua aspek pribadi siswa dari segi
intelektual, psikologi, sosial dan spritual.
3.
Adanya
keseimbangan antara kandungan kurikulum dan pengalaman serta kegiatan
pengajaran.”[9]
Berdasarkan ciri kurikulum tersebut, maka tidak dapat dipungkiri
bahwa kurikulum ini sangat menonjolkan akhlak pribadi muslim yang tinggi atau
dengan kata lain, dalam masalah kecerdasan emosionalnya. Serta dengan kurikulum
ini dapat membangun masyarakat muslim dilingkungan sekolah, keluarga,
masyaralat. Sehingga dapat dieujudkan prilaku islami, diantaranya berbudi
pekerti luhur, baik terhadap tuhan, terhadap diri sendiri dan terhadap orang
lain maupun dalam hubungan sosial mereka.
C.
Isi Kurikulum Pendidikan Islam
Salah satu komponen oprasional pendidikan Islam adalah kurikulum,
ia mengandung materi yang diajarkan secara sistematis dngan tujuan yang telah
ditetapkan. Pada hakikatnya antara materi dan kurikulum mengandung arti yang
sama, yaitu bahan-bahan pelajaran yang disajikan dalam proses kependidikan
dalam suatu sistem institusional pendidikan.
“Kurikulum pendidikan Islam pada masa Rasulullah baik makkah maupun
madinah adalah Alqur’an, yang Allah wahyukan sesuai dengan kondisi dan situasi,
kejadian dan peristiwayang dialami umat Islam saat itu.”[10]
Sebelum mengetahui apa saja isi kurikulum pendidikan Islam,
terlebih dahulu harus diketahui mengenai
syarat-syarat yang diajukan dalam perumusan kurikulum, yaitu sebagai berikut:
1.
Materi
yang tersusun tidak menyalahi fitrah manusia.
2.
Adanya
relevansi dengan tujuan pendidikan islam, yaitu sebagai upaya untuk mendekatkan
diri dan beribadah kepada Allah SWT dengan penuh ketakwaan dan keikhlasan.
3.
Disesuaikan
dengan tingkat perkembangan dan usia peserta didik.
4.
Perlunya
membawa peserta didik kepada objek empiris, praktik langsung sehingga mereka
mempunyai keterampilan-keterampilan yang nyata.
5.
Penyusunan
kurikulum bersifat integral, terorganisasi dan terlepas dari segala kontradiksi
antar materi.
6.
Materi
yang disusun memiliki relevansi dengan masalah-masalah yang mutakhir, yang
sedang dibicarakan dan relevan dengan tujuan negara setempat.
7.
Adanya
metode yang dapat mengantarkan tercapainya materi pelajaran dengan
memperhatikan perbedaan masing-masing individu.
8.
Materi
yang disusun mempunyai pengaruh positif terhadap peserta didik, sehingga
menjadikan kesempurnaan jiwanya.
Setelah syarat-syarat tersebut dipenuhi, disusunlah isi kurikulum
pendidikan Islam. Ibnu khaldun membagi isi kurikulum menjadi dua tingkatan:
1.
Tingkat
pemula (manhaj ibtida’)
Materi
kurikulum pemula difokuskan pada pembelajaran al-qur’an dan as-sunnah, ia
memandang bahwa Al-qur’an adalah asal agama, sumber berbagai ilmu pengetahuan,
dam asas pelaksanaan pendidikan islam. Disamping itu mengingat isi Al-qur’an mencakup materi penanaman akidah dan keimanan
pada peserta didik, serta memuat akhlak mulia, dan pembinaan pribadi menuju
perilaku yang positif.
2.
Tingkat
atas (manhaj ‘ali)
Kurikulum
ini mempunyai dua klasifikasi; pertama, ilmu-ilmu yangberkaitan dengan dzatnya
sendiri, seprti ilmu syari’at yang mencakup fiqh, tafsir, hadits, ilmu kalam,
dan ilmu filsafat. Kedua, ilmu-ilmu yang ditunjukkan untuk ilmu-ilmu
lainnya seperti; bahasa(linguistik), ilmu matematika, dan ilmu mantiq (logika).
D.
Prinsip-Prinsip
Kurikulum Pendidikan Islam
“Agar
kurikulum dapar berfungsi sebagai pedoman, maka ada sejumlah prinsip dalam
proses pengembangannya.”[11]
“Disamping ciri-ciri kurikulum pendidikan Islam, selanjutnya
Al-Syaibani juga mengemukakan prinsip-prinsip yang menjadi dasar kurikulum
pendidikan Islam, yaitu:
1.
Pertautan
yang sempurna denagn agama, termasuk ajaran-ajaran dan nilai-nilainya.
2.
Prinsip
menyeluruh pada tujuan-tujuan dan kandungan kurikulum.
3.
Keseimbangan
yang relatif antara tujuan-tujuan dan kandungan-kandungan kurikulum.
4.
Ada pertautan
antara bakat, minat, kemampuan dan kebutuhan belajar. Seperti juga dengan alam
sekitar, fisik, dan sosial dimana pelajar tersebut hidup dan berintraksi untuk
memperoleh kemahiran, pengetahuan, pengalaman dan pembentukan sikapnya.
5.
Pemeliharaan
perbedaan individu diantara pelajar dalam bakat, minat, kemampuan, kebutuhan,
dan masalahnya serta memelihara perbedaan diantara alam sekitar dan masyarakat.
6.
Prinsip
perkembangan dan perubahan.
7.
Prinsip
pertautan antar mata pelajaran, pengalaman dan aktivitas yang terkandung dal;am
kurikulum.”[12]
Diantara prinsip tersebut terdapat prinsip perubahan dan
perkembangan. Prinsip menunjukkan adanya dinamika dari kondisi yang serba
kekurangan menuju kondisi yang lebih sempurna. Suatu perubahan yang dirancang
dengan menambahkan hal-hal tertentu yang merupakan titik lemah pada kurikulum
masa lalu. Hal ini pun masih merupakan konsp ideal, dan dari konsep ini baru
benar-bnar bisa menjadi aktual bilamana dapat diaplikasikan secara efektif dan
menghasilkan kemampuan para siswa secara potensial dan maksimal. Sebab, tidak
semua konsep yang ideal selalu berkorelasi dengan kualitas pendidikan yang
dihasilkan.
Meskipun demikian, perubahan atau pengembanagn itu harus ada. Apa
lagi jika diingat bahwa dalam dunia sains dan teknologi telah terjadi
perubahan-perubahan yang cepat sekali, dan sistem pendidikan harus bisa
merespon perubahan-perubahan itu.
Perubahan kurikulum merupakan suatu keniscayaan. Bahkan, kurikulum
bisa dikembangkan dengan beberapa rekayasa. Perekayasaan kurikulum harus
melalui tiga proses; konstruksi kurikulum, pengembangan kurikulum, dan
implementasi kurikulum. Konstruksi kurikulum merupakan proses pembuatan
keputusan yang menentukan hakikat dan rancangan kurikulum. Pengembangan
kurikulum merupakan prosedur pelaksanaan pembuatan konstruksi kurikulum, dan
implementasi kurikulum merupakan proses pelaksanaan kurikulum yang dihasilkan
oleh konstruksi dan pengembangan kurikulum.
Rekayasa pengembangan kurikulum harus senantiasa dilakukan karena
pendidikan berupaya dijalankan secara efektif dan efisien, sehingga selalu
diadakan evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum tersebut. “Dengan demikian,
ada empat komponen pokok dalam kurikulum , yaitu tujuan, isi/bahan, organisasi
dan strategi.”[13]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Kurikulum
pendidikan Islam adalah seperangkat perencanaan proses pembelajaran terkait
dengan materi belajar, metode belajar, dan instrumen dalam kegiatan belajar
mengajar yang disusun dan disesuaikan berdasar pada Al-qur’an dan hadits.
2.
Ciri-ciri
kurikulum pendidikan islam:
a.
Menonjolkan
tujuan agama dan akhlak pada berbagai tujuan, kandungan, metode, alat dan
tekniknya.
b.
Memilki
perhatian yang luas dan kandungan yang menyeluruh.
c.
Memilki
keseimbangan antara kandungan kurikulum dari segi ilmu dan seni, kemestian,
pengalaman, dan kegiatan pengajaran yang beragam.
d.
Berkecenderungan
pada seni halus, aktivitas pendidikan jasmani, latihan militer, pengetahuan
teknik, latian kejuruan, dan bahasa asing untuk perorangan maupun bagi mereka
yang memilki kesdiaan, bakat, dan keinginan.
e.
Keterkaitan
kurikulum dengan kesediaan, minat, kemampuan, kebutuhan, dan perbedan
perorangan diantara mereka.
3.
Materi
kurikulum pendidikan islam ;pembelajaran al-qur’an dan as-sunnah dan pelajaran
yang mengarah pada dzat sendiri dan hal lain.
4.
Prinsip-prinsip
kurikulum pendidikan Islam:
a.
Pertautan
yang sempurna denagn agama, termasuk ajaran-ajaran dan nilai-nilainya.
b.
Prinsip
menyeluruh pada tujuan-tujuan dan kandungan kurikulum.
c.
Keseimbangan
yang relatif antara tujuan-tujuan dan kandungan-kandungan kurikulum.
d.
Ada
pertautan antara bakat, minat, kemampuan dan kebutuhan belajar.
e.
Pemeliharaan
perbedaan individu diantara pelajar dalam bakat, minat, kemampuan, kebutuhan.
f.
Prinsip
perkembangan dan perubahan.
g.
Prinsip
pertautan antar mata pelajaran, pengalaman dan aktivitas yang terkandung dalam
kurikulum.
B.
Saran
Diharapkan
kepada setiapa lembaga pendidikan islam untuk menyusun dan menyelenggarakan
kurikulum yang bernuansa islam untuk menciptakan manusia ya ng kamil, serta
memberikan peluang kepada peserta didik untuk berkembang sesuai degan tujuan
pendidikan islam yang sesungguhnya. Dengan berpedoman pada prinsip-prinsip
kurikulum pendidikan islam dalam pengaplikasiannya.
DAFTAR PUSTAKA
Arif, Saiful, Pengembangan
Kurikulum.Pamekasan: STAIN Pamekasan Press, 2009.
Daulay, Haidar Putra, Pemberdayaan
Pendidikan Islam Di Indonesia.Jakarta: Rineka
Cipta, 2009.
Hamalik, Oemar, Kurikulum dan
Pembelajaran.Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011.
Haryati, Nik, Pengembangan
Kurikulum Pendidikan Agama Islam.Bandung: Alfabeta,
2011
Manab, Abdul, Manajemen Kurikulum
Pembelajaran Di Madrasah..Jogjakarta:
Kalimedia, 2015.
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum
Pendidikan Agama Islam.Jakarta: Rajawali Pres,
2012.
Muhaimin, Wacana Pengembangan
Pendidikan Islam.Surabaya: Pustaka Belajar,2003.
Nizar, Samsul, Sejarah Pendidikan
Islam.Jakarta: Prenada Media, 2007.
Qomar, Mujamil, Mana jemen
Pendidikan Islam.Surabaya: PT Gelora Aksara Pratama,
2007.
Sanjaya,
Wina, Kurikulum dan Pembelajaran.Jakarta: Pernada Media, 2008.
[5] Haidar, Putra Daulay, Pemberdayaan Pendidikan Islam Di Indonesia(Jakarta:
Rineka Cipta.2009), hlm. 8
Tidak ada komentar:
Posting Komentar