Selasa, 27 Maret 2018

ASUMSI DESAIN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MAKALAH




ASUMSI DESAIN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
MAKALAH


Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Pengembangan Materi Pembelajaran” Dosen Pengampu Ahmad Fawaid, M.Pd.




Oleh Kelompok 1
Ach. Asrofi Ishak                               (18201501040007)
Abd. Adzim                                       (18201501040001)
Makrifatul Islamiwal Imani                (18201501040105)


PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN
2016





KATA PENGANTAR

Assalamua’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita yang berupa ilmu dan amal. Dan berkat rahmat dan hidayah-Nya pula, penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurah dan terlimpahkan kepada nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah, menuju ke zaman dunia persada yang di dalamnya terdapat banyak gudang ilmu pengetahuan yang harus kita pelajari bersama.
Dengan selesainya makalah ini, kami bertujuan untuk membahas masalah perencanaan pendidikan, selain untuk memenuhi tugas mata kuliah dasar-dasar manajemen pendidikan, makalah ini juga sebagai pendorong dan alat bantu bagi kami khususnya mahasiswa untuk lebih memahami mengenai perencanaan pendidikan.
Meskipun kami menyelesaikan makalah ini dengan mengerahkan seluruh tenaga, kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Karena kami memang masih minim pengetahuan dalam bidang ini, oleh karena itu kami menerima saran agar makalah yang kam buat bisa lebih baik. Semoga makalah  ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Wa’alaikumussalam Wr.Wb.
                                                                        Pamekasan, 21 September 2016
                                                                                    Penulis


                                                                                    Kelompok I


DAFTAR ISI

Halaman Judul…….………………………………………………………………i
Kata pengantar……………………………………………………………………ii
Daftar Isi………………………………………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang……..…………………………………………..……..1
B.     Rumusan Masalah……..……………………………………………...1
C.     Tujuan Pembahasan.…..…………………………………………...…2
BAB II PEMBAHASAN                                                                
A.    Pengertian Desain Pengembangan Pembelajaran PAI.………….…...3
B.     Asumsi Desain Pengembangan Pembelajaran PAI...………….……..3
C.     Komponen Desain Pembelajaran ............………………………..…..9

BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan…………….…………………………………………….12
B.     Saran…………………….………………………………………...…12
DAFTAR PUSTAKA...……………………………………………………….. 14





BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Makna pendidikan yang kita kenal secara lumrah merupakan sebuah proses yang dilakukan secara sengaja dan tersusun, pastinyalah dalam sebuah proses pembelajaran memerlukan perancangan, agar apa yang kita lakukan dapat berjalan dan menghasilkan sesuatu seperti yang diharapkan dalam perancangan dan perencaan yang sebelumnya. Oleh karena itu dengan adanya perancangan tersebut, maka proses yang akan dilaksanakan pastilah ia memiliki langkah yang jelas, terlebih-lebih hal ini akan dilaksanak dalam waktu yang panjang serta dengan mudah kita dapat diprediksikan hasilnya, dapat diperkirakan mengenai kebutuhan sumber daya-sumber daya yang diperlukan, dan dapat pula digunakan untuk menentukan persyaratan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di sekolah tersebut.
Masalah yang sering dihadapi pengajar (Guru) berkenaan dengan proses pembelajaran adalah bagaimana cara seorang guru menyampaikan materi kepada peserta didik yang disebut dengan metode atau desain pembelajaran. Mengenai hal ini memang harus bagi kita mencari solusi agar siswa mampu memahami materi yang diberikan sehingga proses pembelajaran yang ada dinilai bermanfaat.
Oleh karena itu, dalam makalah ini kami akan membahas sedikit tentang Desain Pengembangan Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), yang diharapkan bisa menambah pengetahuan bagi kita semua, sekaligus dapat membantu memecahkan masalah mengenai hal ini jikalau nantinya kita mengahapi hal yang serupa mengenai pembahasan ini. Semoga bermanfaat

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa Pengertian Desain Pengembangan Pembelajaran PAI?
2.      Bagaimana Urgensi dan Asumsi Desain Pengembangan Metode Pembelajaran PAI ?
3.      Apa komponen-komponen mengenai Desain Pembelajaran?
C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian desain pengembangan pembelajaran Pendidikan Agama Islam
2.      Untuk mengetahui Urgensi dan asumsi desain pengembangan pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
3.      Untuk mengetahui komponen-komponen desain pembelajaran.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Desain Pengembangan Pembelajaran PAI
Desain adalah sebuah istilah yang diambil dari kata design (Bahasa Inggris) yang berarti perencanaan atau rancangan. Ada pula yang mengartikan dengan “Persiapan”. Di dalam ilmu manajemen pendidikan atau ilmu administrasi pendidikan, perencanaan disebut dengan istilah planning yaitu “Persiapan  menyusun pelaksanaan suatu pekerjaan yang terarah pada pencapaian tujuan tertentu.”
Desain pembelajaran merupakan ilmu untuk menciptakan spesifikasi pengembangan, pelaksanaan, penilaian serta memberikan layanan pembelajaran dalam skala keseluruhan atau sebagian untuk setiap mata pelajaran.[1]
Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, mehamami, menghayati, dan mengamalkan agama islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran untuk menjadiakn potensi kefitrahannya terisi oleh islam.[2]
Jadi desain pengembangan pembelajaran pendidikan agama islam adalah suatu penyusunan dalam pembelajaran untuk mengembangkan manusia atas potensi yang dimilikinya terhadap agama islam dalam sebuah pendidikan atau bimbingan.

B.     Urgensi dan Asumsi Desain Pengembangan Metode Pembelajaran PAI
Pembelajaran pendidikan agama islam adalah suatu upaya untuk membuat peserta didik dapat belajar secara terus menerus. disamping itu, pembelajaran memiliki makna yang lebih dalam untuk mengungkapkan hakekat desain pembelajaran dalam upaya membelajarkan peserta didik.
Konsep pembelajaran mengandung beberapa implikasi, yaitu. Pertama perlu diupayakan agar dapat terjadi proses belajar yang interaktif antara peserta didik dan sumber belajar yang direncanakan. Kedua dilihat dari sudut pandang murid, proses itu mengandung makna bahwa terjadi proses internal interaksi antar seluruh individu dengan sumber belajar berupa pesan ajaran dan nilai serta norma ajaran islam.[3]
Pembelajaran pendidikan agama islam, sebagai salah satu mata pelajaran yang mengandung muatan ajaran-ajaran Islam dan tatanan nilai hidup dan kehidupan islami, perlu diupayakan melalui perencanaan pembelajaran  pendidikan agama yang baik agar dapat  mempengaruhi pengembangan kehidupan peserta didik. Karena itu, salah satu kemampuan yang harus dimiliki seorang Guru PAI atau pembelajar pendidikan agama Islam adalah kemampuan merencanakan untuk mengembangkan  metode pembelajarannya secara profesional.
Pengaturan, penyusunan, dan gaya mengajar sangat tergantung pada guru serta keterampilannya dalam mengelola kelas, serta sangat dipengaruhi oleh perbedaan situasi, kondisi dan karakteristik siswa. oleh sebab itu, kita tidak dapat mengatakan bahwa seluruh strategi tertentu yang terbaik dan paling cocok untuk segala situasi dan kondisi pembelajaran. Perbedaan tujuan, materi, karakteristik siswa serta perbedaan guru membutuhkan strategi yang berbeda dalam prateknya.[4]
Inti kegiatan desain pembelajaran agama Islam adalah memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode pembelajaran yang cocok dengan kondisi yang ada untuk mencapai hasil pembelajaran agama Islam yang diharapkan. Upaya untuk memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode pembelajaran tersebut harus berpijak pada 4 hal pokok yang disebut sebagai kondisi pembelajaran, yaitu :
·         Tujuan pembelajaran agama Islam yang ingin dicapai
·         Isi pembelajaran agama Islam yang harus dipelajari peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran agama Islam tersebut
·         Sumber belajar agama Islam yang tersedia dan dapat mengantarkan pesan pembelajaran yang lebih efektif dan efisien
·         Karakteristik peserta didik yang belajar, terutama yang terkait dengan kemampuan yang telah dikuasai peserta didik, tingkat sosial ekonomi, kelas sosial dalam struktur masyarakat, jenjang pendidikan, cara belajar, gaya belajarnya, dan sebagainya.[5]

Tanpa berpijak pada kondisi tersebut maka kecil sekali peluang untuk dapat mengambangkan metode pembelajaran secara optimal untuk mencapai hasil pembelajaran yang maksimal. Dengan perkataan lain, pengembangan metode pembelajaran pendidikan agama yang optimal harus diawali dengan kegiatan menganalisis kondisi pembelajaran yang ada dan hasil pembelajaran pendidikan agama yang diharapkan
Dalam upaya penataan dan penepatan strategi pebelajaran  agama perlu mengadakan penelitian-penelitian, dalam upaya peningkatan kualitas hasil pembelajaran pendidikan agama dengan cara melilih metode pembelajaran agama yang bermakna. Upaya ini dilakukan dengan berpijak pada asumsi tertentu tentang hakikat perencanaan pembelajaran yaitu:

1.      Mengacu Pada Kualitas Pembelajaran PAI
Rendahnya kualitas pembelajaran merupakan suatu masalah serius yang dihapi dunia pendidikan di indonesia, termasuk pembejaran PAI.  Dari berbagai penelitian yang kami lakukan disekolah-sekolah umum, bahwa proses pembelajaran PAI hanya bersifat apa adanya, formalitas, bahkn kita katakan kering dan kurang bermakna. Senada dengan itu maka sulit bagi sekolah dan juga peserta didik untuk mendapatkan jaminan mutu mengenai PAI akan terwujud.
Perbaikan kualitas pembelajaran PAI harus siawali dengan mendesain pembelajaran yang baik dengan artian perancangan mengenai hal ini dapat dijadikan titik awal perbaikan kualitas pembelajaran. [6]


2.      Mengacu Pada Pendekatan Sistem
Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berintraksi untuk mencapai suatu tujuan. Pendekatan sistem adalah serangkaian tahapan tahapan pemecahan masalah yang setiap langka di pahami dan menghasilkan sebuah solusi alternatip  di pertimbangkan dan solulusi yang di pilih dapat di terapkan dengan syarat adanya keterbukan atar sesama yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran,, baik guru ataupun murid.[7]
Kualitas pembelajaran sangan ditentukan oleh pendekatan sistem yang digunakan dalam merancangnya. Artinya dalam memangdang pembelajaran PAI bukan secara terpisah, melainkan sebagai suatu sistem yang memiliki komponen dengan fungsi yang berbeda, namun antar komponen memiliki intelerasi dalam pencapaian tujuan yang diharpkan. Dengan menggunakan hal ini akan membuka peluang lebih besar akan meraih tujuan pembelajarn yang dinginkan.

3.      Mengacu Pada Teori Belajar dan Pembelajaran
Terciptanya suatu tujuan dalam pembelajaran tidak lepas dari cara seorang bagaimana merancang pembelajaran. Perancangan pembelajaran PAI yang menggunakan landasan intuitif berpijak pada kemampuan instuisi perancangnya, sedangkan yang menggunakan landasan ilimiah lebih mengandalkan pada pengetahuan ilmiah atau teori-teori yang dikembangkan oleh ilmuan.
Rancangan pembelajaran pendidikan agama yang menggunakan kemampuan intuitif dan pengetahuan ilmiah dapat menghasilkan landasan ilmiah yang diperlukan oleh perancang pembelajaran.
Toeri belajar dan pembelajaran yang banyak dijadikan dasar pijakan sampai saat ini, hingga dengan adanya teori pembelajaran kita dapat mengkondisikan sesuai dengan metode pembelajaran yang diinginkan.


4.       Mengacu Pada Belajar Perseorangan
Belajar pada hakikatnya terjadi secara individu, antara perorangan tentunya memiliki ciri-ciri tersendiri, karna itu rancangan pembelajaran seharusnyalah juga diacukan pada seorang murid. Alasannya, karena setiap tindakan pembelajaran dapat kita tata sesuai apa yang diingikan kita, tapai tindakan siswa secara individu akan tetap berjalan sesuai karakter  perseorangan.
Karena itulah , jika pembelajaran pendidikan agam tidak dirancang dengan mengacu pada karakteristik perseorangan maka, peserta didik yang sejatinya memiliki kemampuan lambat, akan selalu kekurangan kekurangan waktu untuk menyelsaikan tugas  belajarnya. Bagitu juga sebaliknya. Dalam artian hal ini sebagai pengondian pembelajaran agar tercipta suasan yang efektif dan efisien.

5.      Mengacu Pada Hasil Belajar
Kualitas perencanaan pembelajaran pendidikan agama dapat diukur dari hasil belajar yang dicapainya, untuk mengetahui perkembangan sampai di mana hasil yang telah dicapai oleh seseorang dalam belajar, maka harus dilakukan evaluasi. Untuk menentukan kemajuan yang dicapai maka harus ada kriteria (patokan) yang mengacu pada tujuan yang telah ditentukan sehingga dapat diketahui seberapa besar pengaruh strategi belajar mengajar terhadap keberhasilan belajar siswa.
Dari pernyataan di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar adalah prestasi belajar yang dicapai siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan membawa suatu perubahan dan pembentukan tingkah laku seseorang. Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar dapat dikatakan berhasil, setiap guru memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan filosofisnya.
Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran khusus, guru perlu mengadakan tes formatif pada setiap menyajikan suatu bahasan kepada siswa. Penilaian formatif ini untuk mengetahui sejauh mana siswa telah menguasai tujuan pembelajaran khusus yang ingin dicapai. Fungsi penelitian ini adalah untuk memberikan umpan balik pada guru dalam rangka memperbaiki proses belajar mengajar dan melaksanakan program remedial bagi siswa yang belum berhasil. Karena itulah, suatu proses belajar mengajar dinyatakan berhasil apabila hasilnya memenuhi tujuan pembelajaran  khusus dari bahan tersebut.
Dalam pembelajaran pendidikan agama, tidak semua hasil dari penilaian itu bersifat nyata atau dapat dapat diukur langsung, ada sesuatu penilaian yang tidak bisa dilihat dengen nyata, seperti sikap, karena sikap merupakan hasil pembelajaran agama yang terbentuk secara kumulatif dalam waktu yang relatif cukup lama.[8] 

6.      Mengacu Pada Kemudahan Belajar
Sebagaimana disebutkan diatas, pembelajaran adalah upaya membelajarkan Siswa dan perancangan pembelajaran merupakan penataan upaya tersebut agar muncul peerilaku belajar.
Di samping itu, peran guru sebagai sumber belajar telah diatur secara terencana, pelaksaan evaluasi baik formatif maupun sumatif telah terencana, memberikan kemudahan siswa untuk belajar.

7.      Mengacu Pada Interelasi Variabel Pembelajaran
Desain Pembelajaran diupayakan mencakup semua variable pembelajaran yang dirasakan turut mempengaruhi belajar. Ada tiga variable pembelajaran yang perlu dipertimbangkan dalam merancang pembelajaran. Yang masuk variable ini adalah tujuan pembelajaran, Karakteristik bidang studi, dan karakteristik siswa. Adapun Variabel metode pembelajaran mencakup siswa cara yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran dalam kondisi tertentu.
Adapun variable hasil pembelajaran mencakup semua akibat yang muncul dari penggunaan metode pada kondisi tertentu, Seperti keefektifan pembelajaran, efesiensi pembelaran, dan daya tarik pembelajaran.

8.      Mengacu Pada Kualitas Metode Pembelajaran Pendidikan Agama
Inti dari desain pembelajaran adalah menetapkan metode pembelajaran yang optimal untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Fokus utama perencanaan pembelajaran adalah pemilihan, penetapan, dan pengembangan variable metode pembelajaran. Pemilihan metode pembelajaran harus didasarkan pada analisisis kondisi dan hasil pembelajaran.
Ada tiga prinsip yang perlu dipertimbangkan dalam upaya menetapkan metode pembelajaran. Ketiga prinsip tersebut adalah :
a.       Tidak ada satu metode pembelajaran yang unggul untuk semua tujuan dalam semua kondisi.
b.      Metode (strategi) pembelajaran yang berbeda dan konsisten pada hasil pembelajaran.
c.       Kondisi pembelajaran bias memiliki pengaruh yang konsisten pada hasil pengajaran.


C.    Komponen-Komponen Desain Pembelajaran
Dalam desain pembelajarn terdapat lima komponen utama yang bersifat integral [9], yang saling berhubungan dan harus ada dalam pelaksanaan proses pembelajaran, diantaranya ialah
1.      Peserta Didik
Peserta didik sendiri merupakan seorang yang sedang mengikuti proses pembelajaran pada suatu sekolah atau jenjang pendidikan tertentu. Sebelum mendesain pembelajaran, guru harus dapat menganalisan kerakteristik maupun perkembangan peserta didiknya[10]

2.      Tujuan Belajar
Tujuan pembelajaran merupakan komponen penting dalam perencanaan pembelajaran. Tujuan mengawali komponen yang lainnya. Dalam merencanakan pembelajaran tujuan harus jelas, karena dengan tujuan yang jelas guru dapat memproyeksikan hasil belajar yang harus dicapai setelah anak belajar.

3.      Pengalaman Belajar
Dalam proses pembelajaran guru menciptakan kondisi yang merupakan pengalaman belajar yang dirancang agar peserta didik dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, pengalaman belajar akan mempengaruhi siswa untuk aktif dalam belajar, baik secara fisik ataupun non fisik.[11]

4.      Sumber-Sumber Belajar
Sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu., secara langsung maupun tidak langsung untuk keberhasilan dalam pengalaman belajar[12]

5.      Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi adalah suatu proses memilih mengumpulkan dan menafsirkan informasi utuk membuat keputusan. Dalam perencanaan pembelajaran evaluasi dimaksudkan untuk mengukur apakah tujuan atau kemampuan yang sudah di tetapkan dapat tercapai.
Jadi, evaluasi merupakan aspek yang penting, yang berguna untuk mengukur dan menilai seberapa jauh tujuan pembelajaran telah tercapai atau hingga mana terdapat kemajuan siswa, dan bagaiman tingkat keberhasilan sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut. Berdasarkan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Pasal 58 (1) evaluasi belajar siswa dilakukan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar siswa secara berkesinambungan.
 Desain pembelajaran pendidikan agama sebagai disiplin ilmu, menaruh perhatian pada perbaikan kualitas pembelajaran  pendidikan agama. Melalui desain pembelajaran pendidikan agama dapat dihasilkan berbagai cara belajar agama sesuai dengan kondisi peserta didik dan hasil pendidikan agama yang diharapkan. Kualitas hasil suatu produk metode pembelajaran sangat ditentukan oleh ketepatan dalam memilih dan mengembangkan setiap langkah desain pembelajaran.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kita ambil ialah
desain pengembangan pembelajaran pendidikan agama islam adalah suatu penyusunan dalam pembelajaran untuk mengembangkan manusia atas potensi yang dimilikinya terhadap agama islam dalam sebuah pendidikan atau bimbingan.
Inti kegiatan desain pembelajaran agama Islam adalah memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode pembelajaran yang cocok dengan kondisi yang ada untuk mencapai hasil pembelajaran agama Islam yang diharapkan. Upaya untuk memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode pembelajaran tersebut harus berpijak pada 4 hal pokok yang disebut sebagai kondisi pembelajaran, yaitu :
·         Tujuan pembelajaran agama Islam yang ingin dicapai
·         Isi pembelajaran agama Islam yang harus dipelajari peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran agama Islam tersebut
·         Sumber belajar agama Islam yang tersedia dan dapat mengantarkan pesan pembelajaran yang lebih efektif dan efisien
Karakteristik peserta didik yang belajar, terutama yang terkait dengan kemampuan yang telah dikuasai peserta didik, tingkat sosial ekonomi, kelas sosial dalam struktur masyarakat, jenjang pendidikan, cara belajar, gaya belajarnya, dan sebagainya
Komponen desain pembelajaran meliputi, siswa, tujuan belajar, pengalaman belajar, sumber belajar dan evaluasi belajar.

B.     Saran
Pertama kami sampaikan terima banyak kasih kepada para pembaca hususnya Dosen Pengampu yang telah mempercayakan materi untuk dibahas kelompok kami, juga kepada para mahasiswa yang telah ikut serta dalam penyelesaian makalah ini dan telah memberikan suguhan bantuan baik berupa materi, pemikiran maupn tenaga, karena kami berkeyakinan bahwa tanpa adanya bentuan dari kalian semua makalah ini tidak akan terselesaikan secara optimal dan maksimal dalam mengerjakannya.
Seiring dengan pengetahuan yang kami dapatkan dari penyusunan makalah ini kami juga ingin diberikan saran oleh segenap para mahasiswa dan dan para dosen yang semuanya kami hormati, untuk senantiasa saling mengingatkan dan saling mengajak pada kebaikan agar kedepannya semakin terjalin erat hubungan persaudaraan antara kita dan juga saling merasakan hangatnya perjuangan dalam proses cerdas mencerdaskan anak bangsa.
Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat dan membawa hikmah yang sangat besar bagi kami dan bagi segenap pembaca pada umumnya.



DAFTAR PUSTAKA

Wiyani Ardy, Novan. Desain Pembelajaran Pendidikan, Ar-Ruzz Media Cet.1: Yogyakarta. 2013
Muhaimin dkk, Paradigma Pendidikan Islam, PT. Remaja Rosdakarya: Bandung .2001
Mustofa, Bisri. Metode Dan Strategi Pembelajaran Bahasa Arab, UIN Malang Press: Malang. 2012.
Munthe, Bermawy. Desain Pembelajaran, PT. Pustaka Insan Madani: Yogyakarta. 2009.
Wiyani Ardy, Novan. Ilmu Pendidikan Islam: Rancang Bangun Konsep Pendidikan Monokhotomik-Holistik, Ar-Ruzz Media: Yogyakarta .2012)[1] Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Pembelajaran Kencana: Jakarta .2008.





[1] Novan Ardy Wiyani, Desain Pembelajaran Pendidikan, (Yogyakarta :Ar-Ruzz Media Cet.1, 2013), hlm. 21.
[2] Muhaimin dkk, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung :PT. Remaja Rosdakarya, 2001), hlm. 75.
[3] Ibid. hlm. 183
[4] Bisri Mustofa, Metode Dan Strategi Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang :UIN Malang Press, 2012), hlm. 67.
[5] Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung : Rosdakarya, 2008), hlm 185-186.
[6] Ibid. hlm. 190
[7] Bermawy Munthe, Desain Pembelajaran, (Yogyakarta :PT. Pustaka Insan Madani, 2009), hlm.75.
[8] Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung : Rosdakarya, 2008), hlm 193.
[9] Integral (mengenai keseluruhannya, utuh)
[10] Novan Ardy Wiyani, Ilmu Pendidikan Islam: Rancang Bangun Konsep Pendidikan Monokhotomik-Holistik, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hlm. 127.
[11] Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2008), hlm. 12.
[12] Ibid. hlm. 13

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENDEKATAN MANAJEMEN PESERTA DIDIK

PENDEKATAN MANAJEMEN PESERTA DIDIK MAKALAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Manajemen Peserta Didik yang diampu Bapak Abdul Aziz,...