ASUMSI
DESAIN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
MAKALAH
Diajukan
untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Pengembangan Materi Pembelajaran” Dosen
Pengampu Ahmad Fawaid, M.Pd.
Oleh
Kelompok 1
Ach.
Asrofi Ishak (18201501040007)
Abd.
Adzim (18201501040001)
Makrifatul
Islamiwal Imani (18201501040105)
PROGRAM
STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
JURUSAN
TARBIYAH
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN
2016
KATA
PENGANTAR
Assalamua’alaikum
Wr.Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT.
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita yang berupa ilmu dan
amal. Dan berkat rahmat dan hidayah-Nya pula, penulis dapat menyelesaikan
makalah ini tepat waktu.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurah dan
terlimpahkan kepada nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman
jahiliyah, menuju ke zaman dunia persada yang di dalamnya terdapat banyak
gudang ilmu pengetahuan yang harus kita pelajari bersama.
Dengan selesainya makalah ini, kami bertujuan untuk
membahas masalah perencanaan pendidikan, selain untuk memenuhi tugas mata
kuliah dasar-dasar manajemen pendidikan, makalah ini juga sebagai pendorong dan
alat bantu bagi kami khususnya mahasiswa untuk lebih memahami mengenai
perencanaan pendidikan.
Meskipun kami menyelesaikan makalah ini dengan
mengerahkan seluruh tenaga, kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan. Karena kami memang masih minim pengetahuan dalam bidang ini,
oleh karena itu kami menerima saran agar makalah yang kam buat bisa lebih baik.
Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat
bagi kita semua. Amin.
Wa’alaikumussalam
Wr.Wb.
Pamekasan,
21 September 2016
Penulis
Kelompok
I
DAFTAR
ISI
Halaman Judul…….………………………………………………………………i
Kata pengantar……………………………………………………………………ii
Daftar Isi………………………………………………………………………….iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang……..…………………………………………..……..1
B.
Rumusan Masalah……..……………………………………………...1
C.
Tujuan Pembahasan.…..…………………………………………...…2
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Desain
Pengembangan Pembelajaran PAI.………….…...3
B.
Asumsi Desain
Pengembangan Pembelajaran PAI...………….……..3
C.
Komponen Desain
Pembelajaran ............………………………..…..9
BAB
III PENUTUP
A.
Kesimpulan…………….…………………………………………….12
B.
Saran…………………….………………………………………...…12
DAFTAR PUSTAKA...……………………………………………………….. 14
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Makna pendidikan yang kita kenal
secara lumrah merupakan sebuah proses yang dilakukan secara sengaja dan
tersusun, pastinyalah dalam sebuah proses pembelajaran memerlukan perancangan,
agar apa yang kita lakukan dapat berjalan dan menghasilkan sesuatu seperti yang
diharapkan dalam perancangan dan perencaan yang sebelumnya. Oleh karena itu dengan
adanya perancangan tersebut, maka proses yang akan dilaksanakan pastilah ia memiliki
langkah yang jelas, terlebih-lebih hal ini akan dilaksanak dalam waktu yang
panjang serta dengan mudah kita dapat diprediksikan hasilnya, dapat
diperkirakan mengenai kebutuhan sumber daya-sumber daya yang diperlukan, dan
dapat pula digunakan untuk menentukan persyaratan siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran di sekolah tersebut.
Masalah yang sering dihadapi
pengajar (Guru) berkenaan dengan proses pembelajaran adalah bagaimana cara
seorang guru menyampaikan materi kepada peserta didik yang disebut dengan
metode atau desain pembelajaran. Mengenai hal ini memang harus bagi kita
mencari solusi agar siswa mampu memahami materi yang diberikan sehingga proses
pembelajaran yang ada dinilai bermanfaat.
Oleh karena itu, dalam makalah ini
kami akan membahas sedikit tentang Desain Pengembangan Metode Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam (PAI), yang diharapkan bisa menambah pengetahuan bagi kita semua,
sekaligus dapat membantu memecahkan masalah mengenai hal ini jikalau nantinya
kita mengahapi hal yang serupa mengenai pembahasan ini. Semoga bermanfaat
B.
Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Desain Pengembangan
Pembelajaran PAI?
2. Bagaimana Urgensi dan Asumsi
Desain Pengembangan Metode Pembelajaran PAI ?
3. Apa komponen-komponen mengenai
Desain Pembelajaran?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengertian desain pengembangan pembelajaran Pendidikan Agama Islam
2. Untuk
mengetahui Urgensi dan asumsi desain pengembangan pembelajaran Pendidikan Agama
Islam.
3. Untuk
mengetahui komponen-komponen desain pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Desain Pengembangan Pembelajaran PAI
Desain adalah sebuah istilah yang diambil dari kata design (Bahasa Inggris) yang berarti
perencanaan atau rancangan. Ada pula yang mengartikan dengan “Persiapan”. Di
dalam ilmu manajemen pendidikan atau ilmu administrasi pendidikan, perencanaan
disebut dengan istilah planning yaitu “Persiapan menyusun
pelaksanaan suatu pekerjaan yang terarah pada pencapaian tujuan tertentu.”
Desain pembelajaran merupakan ilmu untuk menciptakan
spesifikasi pengembangan, pelaksanaan, penilaian serta memberikan layanan
pembelajaran dalam skala keseluruhan atau sebagian untuk setiap mata pelajaran.[1]
Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan
siswa dalam meyakini, mehamami, menghayati, dan mengamalkan agama islam melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran untuk menjadiakn potensi kefitrahannya terisi
oleh islam.[2]
Jadi desain pengembangan pembelajaran pendidikan agama islam
adalah suatu penyusunan dalam pembelajaran untuk mengembangkan manusia atas
potensi yang dimilikinya terhadap agama islam dalam sebuah pendidikan atau
bimbingan.
B. Urgensi dan Asumsi Desain Pengembangan Metode Pembelajaran
PAI
Pembelajaran pendidikan agama islam
adalah suatu upaya untuk membuat peserta didik dapat belajar secara terus
menerus. disamping itu, pembelajaran memiliki makna yang lebih dalam untuk
mengungkapkan hakekat desain pembelajaran dalam upaya membelajarkan peserta
didik.
Konsep pembelajaran mengandung
beberapa implikasi, yaitu. Pertama
perlu diupayakan agar dapat terjadi proses belajar yang interaktif antara
peserta didik dan sumber belajar yang direncanakan. Kedua dilihat dari sudut pandang murid, proses itu mengandung makna
bahwa terjadi proses internal interaksi antar seluruh individu dengan sumber
belajar berupa pesan ajaran dan nilai serta norma ajaran islam.[3]
Pembelajaran pendidikan agama islam,
sebagai salah satu mata pelajaran yang mengandung muatan ajaran-ajaran Islam
dan tatanan nilai hidup dan kehidupan islami, perlu diupayakan melalui
perencanaan pembelajaran pendidikan agama yang baik agar
dapat mempengaruhi pengembangan kehidupan peserta didik. Karena itu,
salah satu kemampuan yang harus dimiliki seorang Guru PAI atau pembelajar
pendidikan agama Islam adalah kemampuan merencanakan untuk
mengembangkan metode pembelajarannya secara profesional.
Pengaturan, penyusunan, dan gaya
mengajar sangat tergantung pada guru serta keterampilannya dalam mengelola
kelas, serta sangat dipengaruhi oleh perbedaan situasi, kondisi dan
karakteristik siswa. oleh sebab itu, kita tidak dapat mengatakan bahwa seluruh
strategi tertentu yang terbaik dan paling cocok untuk segala situasi dan
kondisi pembelajaran. Perbedaan tujuan, materi, karakteristik siswa serta
perbedaan guru membutuhkan strategi yang berbeda dalam prateknya.[4]
Inti kegiatan desain pembelajaran
agama Islam adalah memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode pembelajaran
yang cocok dengan kondisi yang ada untuk mencapai hasil pembelajaran agama
Islam yang diharapkan. Upaya untuk memilih, menetapkan, dan mengembangkan
metode pembelajaran tersebut harus berpijak pada 4 hal pokok yang disebut
sebagai kondisi pembelajaran, yaitu :
·
Tujuan pembelajaran agama Islam yang ingin dicapai
·
Isi pembelajaran agama Islam yang harus dipelajari peserta
didik untuk mencapai tujuan pembelajaran agama Islam tersebut
·
Sumber belajar agama Islam yang tersedia dan dapat mengantarkan
pesan pembelajaran yang lebih efektif dan efisien
·
Karakteristik peserta didik yang belajar, terutama yang
terkait dengan kemampuan yang telah dikuasai peserta didik, tingkat sosial
ekonomi, kelas sosial dalam struktur masyarakat, jenjang pendidikan, cara
belajar, gaya belajarnya, dan sebagainya.[5]
Tanpa berpijak pada kondisi tersebut
maka kecil sekali peluang untuk dapat mengambangkan metode pembelajaran secara
optimal untuk mencapai hasil pembelajaran yang maksimal. Dengan perkataan lain,
pengembangan metode pembelajaran pendidikan agama yang optimal harus diawali
dengan kegiatan menganalisis kondisi pembelajaran yang ada dan hasil
pembelajaran pendidikan agama yang diharapkan
Dalam upaya penataan dan penepatan
strategi pebelajaran agama perlu mengadakan
penelitian-penelitian, dalam upaya peningkatan kualitas hasil pembelajaran
pendidikan agama dengan cara melilih metode pembelajaran agama yang bermakna.
Upaya ini dilakukan dengan berpijak pada asumsi tertentu tentang hakikat
perencanaan pembelajaran yaitu:
1. Mengacu Pada Kualitas Pembelajaran
PAI
Rendahnya
kualitas pembelajaran merupakan suatu masalah serius yang dihapi dunia
pendidikan di indonesia, termasuk pembejaran PAI. Dari berbagai penelitian yang kami lakukan
disekolah-sekolah umum, bahwa proses pembelajaran PAI hanya bersifat apa
adanya, formalitas, bahkn kita katakan kering dan kurang bermakna. Senada
dengan itu maka sulit bagi sekolah dan juga peserta didik untuk mendapatkan
jaminan mutu mengenai PAI akan terwujud.
Perbaikan
kualitas pembelajaran PAI harus siawali dengan mendesain pembelajaran yang baik
dengan artian perancangan mengenai hal ini dapat dijadikan titik awal perbaikan
kualitas pembelajaran. [6]
2. Mengacu Pada Pendekatan Sistem
Sistem
adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berintraksi untuk mencapai suatu
tujuan. Pendekatan sistem adalah serangkaian tahapan tahapan pemecahan masalah
yang setiap langka di pahami dan menghasilkan sebuah solusi alternatip di
pertimbangkan dan solulusi yang di pilih dapat di terapkan dengan syarat adanya
keterbukan atar sesama yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran,, baik guru
ataupun murid.[7]
Kualitas
pembelajaran sangan ditentukan oleh pendekatan sistem yang digunakan dalam
merancangnya. Artinya dalam memangdang pembelajaran PAI bukan secara terpisah,
melainkan sebagai suatu sistem yang memiliki komponen dengan fungsi yang
berbeda, namun antar komponen memiliki intelerasi dalam pencapaian tujuan yang
diharpkan. Dengan menggunakan hal ini akan membuka peluang lebih besar akan
meraih tujuan pembelajarn yang dinginkan.
3. Mengacu Pada Teori Belajar dan
Pembelajaran
Terciptanya
suatu tujuan dalam pembelajaran tidak lepas dari cara seorang bagaimana
merancang pembelajaran. Perancangan pembelajaran PAI yang menggunakan landasan
intuitif berpijak pada kemampuan instuisi perancangnya, sedangkan yang
menggunakan landasan ilimiah lebih mengandalkan pada pengetahuan ilmiah atau
teori-teori yang dikembangkan oleh ilmuan.
Rancangan
pembelajaran pendidikan agama yang menggunakan kemampuan intuitif dan
pengetahuan ilmiah dapat menghasilkan landasan ilmiah yang diperlukan oleh
perancang pembelajaran.
Toeri
belajar dan pembelajaran yang banyak dijadikan dasar pijakan sampai saat ini,
hingga dengan adanya teori pembelajaran kita dapat mengkondisikan sesuai dengan
metode pembelajaran yang diinginkan.
4. Mengacu Pada Belajar Perseorangan
Belajar
pada hakikatnya terjadi secara individu, antara perorangan tentunya memiliki
ciri-ciri tersendiri, karna itu rancangan pembelajaran seharusnyalah juga
diacukan pada seorang murid. Alasannya, karena setiap tindakan pembelajaran
dapat kita tata sesuai apa yang diingikan kita, tapai tindakan siswa secara
individu akan tetap berjalan sesuai karakter
perseorangan.
Karena
itulah , jika pembelajaran pendidikan agam tidak dirancang dengan mengacu pada
karakteristik perseorangan maka, peserta didik yang sejatinya memiliki
kemampuan lambat, akan selalu kekurangan kekurangan waktu untuk menyelsaikan
tugas belajarnya. Bagitu juga
sebaliknya. Dalam artian hal ini sebagai pengondian pembelajaran agar tercipta
suasan yang efektif dan efisien.
5. Mengacu Pada Hasil Belajar
Kualitas
perencanaan pembelajaran pendidikan agama dapat diukur dari hasil belajar yang
dicapainya, untuk mengetahui perkembangan sampai di mana hasil yang telah
dicapai oleh seseorang dalam belajar, maka harus dilakukan evaluasi. Untuk
menentukan kemajuan yang dicapai maka harus ada kriteria (patokan) yang mengacu
pada tujuan yang telah ditentukan sehingga dapat diketahui seberapa besar
pengaruh strategi belajar mengajar terhadap keberhasilan belajar siswa.
Dari
pernyataan di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa hasil
belajar adalah prestasi belajar yang dicapai siswa dalam proses kegiatan
belajar mengajar dengan membawa suatu perubahan dan pembentukan tingkah laku
seseorang. Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar dapat dikatakan
berhasil, setiap guru memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan
filosofisnya.
Untuk
mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran khusus, guru perlu mengadakan
tes formatif pada setiap menyajikan suatu bahasan kepada siswa. Penilaian
formatif ini untuk mengetahui sejauh mana siswa telah menguasai tujuan
pembelajaran khusus yang ingin dicapai. Fungsi penelitian ini adalah untuk
memberikan umpan balik pada guru dalam rangka memperbaiki proses belajar
mengajar dan melaksanakan program remedial bagi siswa yang belum berhasil.
Karena itulah, suatu proses belajar mengajar dinyatakan berhasil apabila
hasilnya memenuhi tujuan pembelajaran khusus dari bahan tersebut.
Dalam
pembelajaran pendidikan agama, tidak semua hasil dari penilaian itu bersifat
nyata atau dapat dapat diukur langsung, ada sesuatu penilaian yang tidak bisa
dilihat dengen nyata, seperti sikap, karena sikap merupakan hasil pembelajaran
agama yang terbentuk secara kumulatif dalam waktu yang relatif cukup lama.[8]
6. Mengacu Pada Kemudahan Belajar
Sebagaimana
disebutkan diatas, pembelajaran adalah upaya membelajarkan
Siswa dan perancangan pembelajaran merupakan
penataan upaya tersebut agar muncul peerilaku belajar.
Di samping itu,
peran guru sebagai sumber belajar telah diatur secara terencana, pelaksaan
evaluasi baik formatif maupun sumatif telah terencana, memberikan kemudahan
siswa untuk belajar.
7. Mengacu Pada Interelasi Variabel
Pembelajaran
Desain
Pembelajaran diupayakan mencakup semua variable pembelajaran yang dirasakan
turut mempengaruhi belajar. Ada tiga variable pembelajaran yang perlu
dipertimbangkan dalam merancang pembelajaran. Yang masuk variable ini adalah
tujuan pembelajaran, Karakteristik bidang studi, dan karakteristik siswa.
Adapun Variabel metode pembelajaran mencakup siswa cara yang dapat dipakai
untuk mencapai tujuan pembelajaran dalam kondisi tertentu.
Adapun variable
hasil pembelajaran mencakup semua akibat yang muncul dari penggunaan metode
pada kondisi tertentu, Seperti keefektifan pembelajaran, efesiensi pembelaran,
dan daya tarik pembelajaran.
8. Mengacu Pada Kualitas Metode
Pembelajaran Pendidikan Agama
Inti dari desain pembelajaran
adalah menetapkan metode pembelajaran yang optimal untuk mencapai hasil
pembelajaran yang diinginkan. Fokus utama perencanaan pembelajaran adalah
pemilihan, penetapan, dan pengembangan variable metode pembelajaran. Pemilihan
metode pembelajaran harus didasarkan pada analisisis kondisi dan hasil
pembelajaran.
Ada tiga prinsip yang perlu
dipertimbangkan dalam upaya menetapkan metode pembelajaran. Ketiga prinsip
tersebut adalah :
a.
Tidak ada satu metode
pembelajaran yang unggul untuk semua tujuan dalam semua kondisi.
b.
Metode (strategi)
pembelajaran yang berbeda dan konsisten pada hasil pembelajaran.
c.
Kondisi pembelajaran
bias memiliki pengaruh yang konsisten pada hasil pengajaran.
C. Komponen-Komponen Desain
Pembelajaran
Dalam
desain pembelajarn terdapat lima komponen utama yang bersifat integral [9],
yang saling berhubungan dan harus ada dalam pelaksanaan proses pembelajaran,
diantaranya ialah
1. Peserta
Didik
Peserta didik sendiri merupakan seorang yang sedang
mengikuti proses pembelajaran pada suatu sekolah atau jenjang pendidikan
tertentu. Sebelum mendesain pembelajaran, guru harus dapat menganalisan
kerakteristik maupun perkembangan peserta didiknya[10]
2. Tujuan
Belajar
Tujuan pembelajaran merupakan komponen penting dalam perencanaan
pembelajaran. Tujuan mengawali komponen yang lainnya. Dalam merencanakan
pembelajaran tujuan harus jelas, karena dengan tujuan yang jelas guru dapat
memproyeksikan hasil belajar yang harus dicapai setelah anak belajar.
3. Pengalaman
Belajar
Dalam
proses pembelajaran guru menciptakan kondisi yang merupakan pengalaman belajar
yang dirancang agar peserta didik dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan,
pengalaman belajar akan mempengaruhi siswa untuk aktif dalam belajar, baik
secara fisik ataupun non fisik.[11]
4. Sumber-Sumber
Belajar
Sumber belajar
(learning resources) adalah semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu
yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah
maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai
tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu., secara langsung maupun tidak
langsung untuk keberhasilan dalam pengalaman belajar[12]
5. Evaluasi
Pembelajaran
Evaluasi adalah suatu proses memilih mengumpulkan dan menafsirkan
informasi utuk membuat keputusan. Dalam perencanaan pembelajaran evaluasi
dimaksudkan untuk mengukur apakah tujuan atau kemampuan yang sudah di tetapkan
dapat tercapai.
Jadi, evaluasi merupakan aspek yang penting, yang berguna untuk mengukur
dan menilai seberapa jauh tujuan pembelajaran telah tercapai atau hingga mana
terdapat kemajuan siswa, dan bagaiman tingkat keberhasilan sesuai dengan tujuan
pembelajaran tersebut. Berdasarkan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Pasal 58 (1)
evaluasi belajar siswa dilakukan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan
hasil belajar siswa secara berkesinambungan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kesimpulan yang
dapat kita ambil ialah
desain
pengembangan pembelajaran pendidikan agama islam adalah suatu penyusunan dalam
pembelajaran untuk mengembangkan manusia atas potensi yang dimilikinya terhadap
agama islam dalam sebuah pendidikan atau bimbingan.
Inti kegiatan desain pembelajaran
agama Islam adalah memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode pembelajaran
yang cocok dengan kondisi yang ada untuk mencapai hasil pembelajaran agama
Islam yang diharapkan. Upaya untuk memilih, menetapkan, dan mengembangkan
metode pembelajaran tersebut harus berpijak pada 4 hal pokok yang disebut
sebagai kondisi pembelajaran, yaitu :
·
Tujuan pembelajaran agama Islam yang ingin dicapai
·
Isi pembelajaran agama Islam yang harus dipelajari peserta
didik untuk mencapai tujuan pembelajaran agama Islam tersebut
·
Sumber belajar agama Islam yang tersedia dan dapat
mengantarkan pesan pembelajaran yang lebih efektif dan efisien
Karakteristik peserta didik yang belajar, terutama yang
terkait dengan kemampuan yang telah dikuasai peserta didik, tingkat sosial
ekonomi, kelas sosial dalam struktur masyarakat, jenjang pendidikan, cara
belajar, gaya belajarnya, dan sebagainya
Komponen desain pembelajaran meliputi, siswa, tujuan
belajar, pengalaman belajar, sumber belajar dan evaluasi belajar.
B.
Saran
Pertama
kami sampaikan terima banyak kasih kepada para pembaca hususnya Dosen Pengampu
yang telah mempercayakan materi untuk dibahas kelompok kami, juga kepada para
mahasiswa yang telah ikut serta dalam penyelesaian makalah ini dan telah
memberikan suguhan bantuan baik berupa materi, pemikiran maupn tenaga, karena
kami berkeyakinan bahwa tanpa adanya bentuan dari kalian semua makalah ini
tidak akan terselesaikan secara optimal dan maksimal dalam mengerjakannya.
Seiring
dengan pengetahuan yang kami dapatkan dari penyusunan makalah ini kami juga
ingin diberikan saran oleh segenap para mahasiswa dan dan para dosen yang
semuanya kami hormati, untuk senantiasa saling mengingatkan dan saling mengajak
pada kebaikan agar kedepannya semakin terjalin erat hubungan persaudaraan
antara kita dan juga saling merasakan hangatnya perjuangan dalam proses cerdas
mencerdaskan anak bangsa.
Demikian
makalah ini kami buat semoga bermanfaat dan membawa hikmah yang sangat besar
bagi kami dan bagi segenap pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Wiyani Ardy, Novan. Desain Pembelajaran Pendidikan, Ar-Ruzz
Media Cet.1: Yogyakarta. 2013
Muhaimin dkk, Paradigma Pendidikan Islam, PT. Remaja
Rosdakarya: Bandung .2001
Mustofa, Bisri. Metode Dan Strategi Pembelajaran Bahasa Arab, UIN
Malang Press: Malang. 2012.
Munthe, Bermawy. Desain Pembelajaran, PT. Pustaka Insan
Madani: Yogyakarta. 2009.
Wiyani Ardy, Novan. Ilmu Pendidikan Islam: Rancang Bangun Konsep
Pendidikan Monokhotomik-Holistik, Ar-Ruzz Media: Yogyakarta .2012)[1]
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain
Pembelajaran Kencana: Jakarta .2008.
[1] Novan Ardy Wiyani, Desain
Pembelajaran Pendidikan, (Yogyakarta :Ar-Ruzz Media Cet.1, 2013), hlm. 21.
[2] Muhaimin dkk, Paradigma
Pendidikan Islam, (Bandung :PT. Remaja Rosdakarya, 2001), hlm. 75.
[3] Ibid. hlm. 183
[4] Bisri Mustofa, Metode Dan Strategi Pembelajaran
Bahasa Arab, (Malang :UIN Malang Press, 2012), hlm. 67.
[6] Ibid. hlm. 190
[7] Bermawy Munthe, Desain
Pembelajaran, (Yogyakarta :PT. Pustaka Insan Madani, 2009), hlm.75.
[9] Integral (mengenai keseluruhannya, utuh)
[10] Novan Ardy Wiyani, Ilmu
Pendidikan Islam: Rancang Bangun Konsep Pendidikan Monokhotomik-Holistik, (Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media, 2012), hlm. 127.
[11] Wina Sanjaya, Perencanaan
dan Desain Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2008), hlm. 12.
[12] Ibid. hlm. 13
Tidak ada komentar:
Posting Komentar