EVALUASI PENDIDIKAN ISLAM
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam yang diampu oleh Bapak
Muchlis Sholichin
Disusun
Oleh: Kelompok 3
Basri
Dedi
Yusuf
Endang
Sri Wahyuni
Tamlihah
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
PENDIDIKAN ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
NEGRI PAMEKASAN
2017
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kepada Allah kami ucapkan, karena berkat taufiq, hidayah dan
inayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada sang panji
dunia, yang telah mengibarkan bendera yang kaya akan pengetahuan, yang awalnya
dari alam gelap tanpa cahaya pengetahuan.
Ucapan terimakasih kami kepada Bapak Muchlis Solichin selaku dosen pengampu yang telah memberikan
arahan dan bimbingan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul “ EVALUASI PENDIDIKAN ISLAM”.
Terakhir dari kami, semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua,
baik penulis maupun pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kami butuh partispasinya dari para pembaca untuk memberikan masukan kepada kami,
baik kritik maupun saran.
Pamekasan , 5 Oktober 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman sampul…………………..……………………………………….......... i
Kata Pengantar……….…………………………………….…..………….....… ii
Daftar isi ………………………………………………………..……….....…... iii
BAB I : PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang………………..………………………………………...........1
B.
Rumusan
Pembahasan…………………..……………………….................. 1
C.
Tujuan pembahasan…………………….…………………………..............
2
BAB II :
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Evaluasi Pendidikan Islam……...……….…………….............. 3
B.
Jenis-Jenis
Evaluasi Pendidikan Islam………………………….............…. 7
C.
Tujuan
Evaluasi Pendidikan Islam………..…………………….................. 9
D.
Fungsi
evaluasi pendidikan…………………………………….................. 10
E.
Prinsip-Prinsip
Pendidikan Islam………..……………………..........……. 11
F.
Kegunaan
Evaluasi Pendidikan…………………………………................ 12
BAB III :
PENUTUP
A.
Kesimpulan
……………………………………………………............…. 14
B.
Saran……………………………………………………...................….….
15
DAFTAR PUSTAKA……………………….…………................………..… .16
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pendidikan Islam merupakan pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilai
ajaran Islam sebagaimana tercantum dalam al-Qur’an dan al-Hadits serta dalam
pemikiran para ulama dan dalam praktik sejarah umat Islam.
Dalam prosesnya, pendidikan Islam menjadikan tujuan sebagai sasaran ideal
yang hendak dicapai dalam program dan diproses dalam produk kependidikan Islam
atau output kependidikan Islam. Adagium ushuliyah menyatakan bahwa : “al-umûr
bi maqâshidika”, bahwa setiap tindakan dan aktivitas harus berorientasi pada
tujuan atau rencana yang telah ditetapkan.
Untuk mengetahui ketercapaian suatu tujuan kegiatan yaitu evaluasi. Dengan
evaluasi, maka suatu kegiatan dapat diketahui atau ditentukan tarap
kemajuannya. Berhasil atau tidaknya pendidikan Islam dalam mencapai tujuannya
dapat dilihat setelah dilakukan evaluasi terhadap output yang dihasilkannya.
Abdul Mujib dkk mengungkapkan , bahwa untuk mengetahui pencapaian tujuan
pembelajaran atau kompetensi yang diharapkan oleh peserta didik diperoleh
melalui evaluasi. Dengan kata lain penilaian atau evaluasi digunakan sebagai
alat untuk menentukan suatu tujuan pendidikan dicapai atau tidak. Atau untuk
melihat sejauhmana hasil belajar siswa sudah mencapai tujuannya.
Dalam pendidikan Islam evaluasi merupakan salah satu komponen dari sistem
pendidikan Islam yang harus dilakukan secara sistematis dan terencana sebagai
alat untuk mengukur keberhasilan atau target yang akan dicapai dalam proses
pendidikan Islam dan proses pembelajaran. Dalam makalah ini akan penulis
sajikan hal-hal yang menyangkut evaluasi pendidikan Islam, dari mulai
pengertian, tujuan, prinsip, fungsi dan perannya.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa
pengdertian Evaluasi pendidikan islam?
2.
Apa
saja jenis-jenis evaluasi pendidikan islam?
3.
Apa
saja tujuan dan fungsi evaluasi pendidikan islam?
4.
Apa
saja prinsip-prinsip dalam evaluasi pendidikan islam
C.
Tujuan
Penulisan
1.
Untuk
mengetahui pengertian evaluasi pendidkan islam.
2.
Untuk
mengetahui jenis-jenis evaluasi
pendidikan islam.
3.
Untuk
mengetahui tujuan dan fungsi evaluasi pendidikan islam.
4.
Untuk
mengetahui prinsip-prinsip dalam
evaluasi pendidikan islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Evaluasi dan Evaluasi Pendidikan Islam
Dilihat dari segi
bahasa, evaluasi berasal dari kata BahasaInggris;evaluation.
Sedang dalam Bahasa Arab; al-Tqdir (التقدير), dan
dalam Bahasa Indonesia; penilaian, yang akar katanya
adalah value (inggris), al-Qimah(arab), nilai (Indonesia).
Dengan demikian secara
harfiah, Evalauasi pendidikan (Educational Evaluation) = Attaqdir Attarbawiy
dapat diartikan sebagai penilaian dalam (bidang) pendidikan atau penilaian
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan. Sementara pendidikan merupakan
sebuah program. Program yang melibatkan sejumlah komponen yang bekerja sama
dalam sebuah proses untuk mencapai tujuan yang telah diprogramkan. Dengan
demikian, secara harfiah evaluasi dapat diartikan sebagai penilaian dalam
bidang pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal yang berhubungan dengan
kegiatan pendidik.[1]
Adapun dari segi istilah, sebagaimana dikemukakan oleh
edwind Wandt dan Gerald W. Brown. Yaitu Evaluation refer to the act ore
process to determining the Value of Something. Menurut definisi ini, maka
istilah evaluasi itu menunjukkan kepada atau mengandung pengertian: suatu
tindakan atau proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. [2]
Secara harfiah evaluasi berasal dari bahasa Inggris, evaluation, yang
berarti penilaian dan penaksiran. Dalam bahasa Arab, dijumpai istilah imtihân,
yang berarti ujian, dan khataman yang berarti cara menilai hasil akhir dari
proses kegiatan.
Sedangkan secara istilah, ada beberapa pendapat, namun pada dasarnya sama,
hanya berbeda dalam redaksinya saja. Oemar Hamalik mengartikan evaluasi sebagai
suatu proses penaksiran terhadap kemajuan, pertumbuhan, dan perkembangan
peserta didik untuk tujuan pendidikan. Sementara Abudin Nata menyatakan bahwa
evaluasi sebagai proses membandingkan situasi yang ada dengan kriteria tertentu
dalam rangka mendapatkan informasi dan menggunakannya untuk menyusun penilaian
dalam rangka membuat keputusan.[3]
Kemudian menurut Suharsimi Arikunto, evaluasi adalah kegiatan untuk
mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi
tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil
keputusan. Dan Edwind Wandt berpendapat evaluasi adalah: suatu tindakan
atau proses dalam menentukan nilai sesuatu.
Adapun M. Chabib Thoha, mengutarakan bahwa evaluasi merupakan kegiatan yang
terencana untuk mengetahui keadaan objek dengan menggunakan instrumen dan
hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan.[4]
Dari beberapa pendapat, dapat ditarik kesimpulan bahwa evaluasi yaitu suatu
proses dan tindakan yang terencana untuk mengumpulkan informasi tentang
kemajuan, pertumbuhan dan perkembangan (peserta didik) terhadap tujuan
(pendidikan), sehingga dapat disusun penilaiannya yang dapat dijadikan dasar
untuk membuat keputusan. Dengan demikian evaluasi bukan sekedar menilai suatu
aktivitas secara spontan dan insedental, melainkan merupakan kegiatan untuk
menilai sesuatu yang terencana, sistematik dan berdasarkan tujuan yang jelas.
Jadi dengan evaluasi diperoleh informasi dan kesimpulan tentang keberhasilan
suatu kegiatan, dan kemudian kita dapat menentukan alternatif dan keputusan
untuk tindakan berikutnya.
Selanjutnya, Evaluasi dalam pendidikan Islam merupakan cara atau tehnik
penilaian terhadap tingkah laku anak didik berdasarkan standar perhitungan yang
bersifat komprehensif dari seluruh aspek-aspek kehidupan mental-psikologis dan
spiritual religius, karena manusia bukan saja sosok pribadi yang tidak hanya
bersikap religius, melainkan juga berilmu dan berketerampilan yang sanggup
beramal dan berbakti kepada Tuhan dan masyarakatnya.
Evaluasi pendidikan Islam adalah suatu kegiatan untuk menentukan taraf
kemajuan suatu aktivitas di dalam pendidikan Islam. Program evaluasi ini
diterapkan dalam rangka mengetahui tingkat keberhasilan seorang pendidik dalam
menyampaikan materi pelajaran, menemukan kelemahan-kelemahan yang dilakukan,
baik berkaitan dengan materi, metode, fasilitas dan sebagainya.[5]
Oleh karena itu, yang dimaksud evaluasi dalam pendidikan Islam adalah
pengambilan sejumlah keputusan yang berkaitan dengan pendidikan Islam guna
melihat sejauh mana keberhasilan pendidikan yang selaras dengan nilai-nilai
Islam sebagai tujuan dari pendidikan Islam itu sendiri.[6]
Jadi evaluasi pendidikan Islam yaitu kegiatan penilaian terhadap tingkah
laku peserta didik dari keseluruhan aspek mental-psikologis dan spiritual
religius dalam pendidikan Islam, dalam hal ini tentunya yang menjadi tolak ukur
adalah al-Qur’an dan al-Hadits. Dengan pelaksanaan evaluasi ini bukan hanya
pendidik juga keseluruhan aspek/unsur pendidikan Islam.[7]
Evaluasi pendidikan dalam islam dapat diberi batasan sebagai suatu kegiatan
untuk menentukan kemajuan sutu pekerjaan dalam proses pendidikan islam.dalam
ruang lingkup terbatas, evaluasi dilakukan dalam rangka mengetahui tingkat
keberhasilan pendidik dalam menyampaikan materi pendidikan islam pada peserta
didik .sedang dalam ruang lingkup luas, evaluasi dilakukan untuk mengetahui
tingkat keberhasilan dan tingkat kelemahan suatu proses pendidikan islam(dengan
seluruh komponen yang terlibat didalamnya) dalam mencapai tujuan
pendidikan yang dicita-citakan . Penilaian dalam pendidikan dimaksudkan untuk
menetapkan berbagai keputusan kependidikan, baik yang menyaangkut perencanaan
pengelolaan ,proses dan tindak lanjut pendidikan, baik yang menyangkut
perorangan, kelompok maupun kelembagaan.[8]
Disamping evaluasi terdapat pula istilah measurement,
measurement berasal dari kata to measure yang berarti mengukur,
measurement berarti perbandingan data kualitif dengan data kuantitatif
yang lainnya yang sesuai dalam kerangka mendapatkan nilai (angka) (Qahar
,1972:7) pengukuran dalam pendidikan adalah usaha untuk memahami
kondisi-kondisi objektif tentang sesuatu yang akan dinilai. Dalam pendidikan
islam, evaluasi akan objektif apabila didasarkan dengan tolak ukur Al-Qur’an
atau Hadits.
Namun demikian, suharsimi arikunto membedakan tiga istilah tersebut,
yaitu pengukuran, penilaian, dan evaluasi. pengukuran adalah membandingkan
sesuatu dengan suatu ukuran. pengukuran ini bersifat kuantitatif. penilaian
adalah mengambilan suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik dan
buruk secara kualitatif. Sementara evaluasi adalah mencakup pengukuran dan penilaian secara
kuantitatif.
Namun dalam al-qur’an atau hadits, banyak sekali
ditemui tolak ukur evaluasi dalam pendidikan islam misalnya tolak ukur sholat
yg baik dan sempurna adalah mencegah orang dari perbuatan keji dan munkar.
tolak ukur watak seseorang yang beriman adalah bila melaksanakan sholat secara
khusyuk,membayar zakat (lihat QS al-Nisa[4]:162) menjaga kemaluan terhadap
wanita yang bukan istri. tolak ukur perilaku seseorang yg beriman
adalahmencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri
(lihat,misalnya,QS,AL-Baqorah[2]:148 ). Tolak ukur seseorang yang munafik disebutkan oleh Nabi dalam tiga indikasi, yaitu dusta dalam
berbicara, ingkar dalam berjanji, dan khianat apabila diberi kepercayaan
(amanah).[9]
B. Jenis-jenis Evaluasi pendidikan dalam islam
Jenis-jenis evaluasi yang dapat
diterapkan dalam pendidikan Islam adalah :
1.
Evaluasi Formatif, yaitu penilaian untuk mengetahui
hasil belajar yang dicapai oleh para peserta didik setelah menyelesaikan satuan
program pembelajaran (kompetensi dasar) pada mata
pelajaran tertentu.Jenis ini diterapkan berdasarkan asumsi bahwa
manusia memiliki banyak kelemahan seperti tercantum dalam QS. An-Nisa: 28
“Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah”.
Dan pada mulanya tidak mengetahui
apa-apa, tercantum dalam QS. An-Nahl: 78, sehingga pengetahuan, ketrampilan,
dan sikap itu tidak dibiasakan. “dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu
dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”. Untuk itu Allah Swt menganjurkan
agar manusia berkonsentrasi pada suatu informasi yang didalami sampai tuntas,
mulai proses pencarian, (belajar mengajar) sampai pada tahap pengevaluasian.
Setelah informasi itu dikuasai dengan sempurna, ia dapat beralih pada informasi
yang lain, tercantum dalam QS. Al-Insyirah: 7-8 “Maka apabila kamu telah
selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang
lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”.
Pada jenis Evaluasi formatif
Aspek yang dinilai, terletak pada penilaian normatif yaitu hasil kemajuan
belajar peserta didik yang meliputi: pengetahuan, keterampilan dan sikap
terhadap materi ajar PAI yang disajikan. Sehingga memiliki fungsi, yaitu untuk
memperbaiki proses pembelajaran ke arah yang lebih baik dan efisien atau
memperbaiki satuan/rencana pembelajaran. Dan Tujuan, yaitu untuk mengetahui
penguasaan peserta didik tentang materi yang diajarkan dalam satu
satuan/rencana pembelajaran.
2.
Evaluasi Sumatif, yaitu evaluasi yang dilakukan
terhadap hasil belajar peserta didik setelah mengikuti pelajaran dalam satu
semester dan akhir tahun untuk menentukan jenjang berikutnya, seperti tercantum
dalam QS. Al-Insyiqaq: 19 “(Sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat
(dalam kehidupan))”, QS. Al-Qamar: 49 (“Sesungguhnya Kami menciptakan segala
sesuatu menurut ukuran.”)
Pada jenis evaluasi sumatif aspek
yang dinilai berupa kemajuan hasil belajar yang meliputi pengetahuan,
ketrampilan, sikap dan penguasaan peserta didik tentang mata pelajaran yang
diberikan. Sehingga memiliki Fungsi, yaitu untuk mengetahui angka atau nilai
peserta didik setelah mengikuti program pembelajaran dalam satu catur wulan,
semester atau akhir tahun. Dan Tujuan yaitu untuk mengetahui hasil belajar yang
dicapai oleh peserta didik setelah mengikuti program pembelajaran dalam satu
catur wulan, semester atau akhir tahunpada setiap mata pelajaran (PAI) pada
satu satuan pendidikan tertentu.
3.
Evaluasi penempatan (placement), yaitu evaluasi
tentang peserta didik untuk kepentingan penempatan di dalam situasi belajar
yang sesuai dengan kondisi peserta didik. Jenis evaluasi ini memiliki Fungsi,
yaitu untuk mengetahui keadaan peserta didik termasuk keadaan seluruh
pribadinya, sehingga peserta didik tersebut dapat ditempatkan pada posisi
sesuai dengan potensi dan kapasitas dirinya. Dengan Tujuan, yaitu untuk
menempatkan peserta didik pada tempat yang sebenarnya, berdasarkan bakat,
minat, kemampuan, kesanggupan, serta keadaan diri peserta didik sehingga
peserta didik tidak mengalami hambatan yang berarti dalam mengikuti pelajaran
atau setiap program bahan yang disajikan guru. Adapun aspek yang dinilai dalam
evaluasi ini meliputi keadaan fisik, bakat, kemampuan, pengetahuan, pengalaman
keterampilan, sikap dan aspek lain yang dianggap perlu bagi kepentingan
pendidikan peserta didik selanjutnya.[10]
C. Tujuan Evaluasi Pendidikan Islam
Menurut Abdul Mujib dkk, tujuan evaluasi adalah:
1.
Mengetahui kadar pemahaman peserta didik terhadap
materi pelajaran, melatih keberanian, dan mengajak peserta didik untuk
mengingat kembali materi yang telah diberikan, dan mengetahui tingkat perubahan
perilakunya.
2.
Metahui siapa diantara peserta didik yang cerdas dan
yang lemah, sehingga yang lemah diberi perhatian khusus agar ia dapat mengejar
kekurangannya.
3.
Mengumpulkan informasi yang dapat dipergunakan sebagai
dasar untuk mengadakan pengecekan yang sistematis terhadap hasil pendidikan
yang telah dicapai untuk kemudian dibandingkan dengan tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Abudin Nata menambahkan, bahwa evaluasi bertujuan mengevaluasi pendidik,
materi pendidikan, dan proses peyampaian materi pelajaran. Pendapat senada
mengungkapkan bahwa tujuan evaluai yaitu untuk mengetahui penguasaan peserta
didik dalam kompitensi/subkompitensi tertentu setelah mengikuti proses
pembelajaran, untuk mengetahui kesulitan belajar peserta didik (diagnostic
test) dan untuk memberikan arah dan lingkup pengembangan eavaluasi selanjutnya.
Tujuan utama melakukan evaluasi dalam proses belajar mengajar adalah untuk
mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan
instruksionaloleh siswa sehingga dapat diupayakan tindak laanjut.
Tindak lanjut termaksudmerupakan fungsi evaluasi dan dapat berupa:
1. Penempatan pada tempat ang tepat.
2. Pemberian umpan balik.
3. Diagnosis kesulitan belajar
mengajar.
4. Penentuan kelulusan.[11]
Untuk masing-masing tindak lanjut yang dikehendaki ini diadakan tes yang
diberi nama :
1. Tes penempatan.
2. Tes formatif.
3. Tes diagnostik dan
4. Tes sumatif.
D. Fungsi Evaluasi Pendidikan
Seorang pendidik melakukan evaluasi di sekolah mempunyai fungsi sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui peserta didik
yang terpandai dan terkurang di kelasnya.
2. Untuk mengetahui apakah bahan
yang telah diajarkan sudah dimiliki peserta didik atau.
3. Untuk mendorong persaingan yang
sehat antara sesama peserta didik.
4. Untuk mengetahui kemajuan dan
perkembangan peserta didik setelah mengalami pendidikan dan pengajaran.
5. Untuk mengetahui tepat atau
tidaknya guru memilih bahan, metode, dan berbagai penyesuaian dalam kelas.
6. Sebagai laporan terhadap orang
tua peserta didik dalam bentuk raport, ijazah, piagam dan sebagainya.[12]
Selanjutnya Ja’far Siddik mengemukakan beberapa fungsi dari evaluasi
Pendidikan yaitu :
1. Insentif untuk meningkatkan
Belalajr, yaitu mendorong siswa untuk belajar giat.
2. Umpan balik bagi peserta didik,
sehingga peserta didik mengentahui titik kelemahan dan kekurangannya.
3. Umpan balik bagi pendidik, mengenai
efektivitas belajar yang dilaksanakan.
4. Informasi bagi orang tua atau
wali.
5. Informasi untuk keperluan seleksi.[13]
E. Prinsip-Prinsip Evaluasi
Pendidikan Islam
Pelaksanaan evaluasi agar akurat dan bermanfaat baik bagi peserta didik,
pendidik ataupun pihak yang berkepentingan, maka harus memperhatikan
prinsip-prisip sebagai berikut :
1.
Valid
Evaluasi mengukur apa yang
seharusnya diukur dengan menggunakan jenis tes yang terpercaya dan shahih.
Artinya ada kesesuaian alat ukur dengan fungsi pengukuran dan sasaran
pengukuran.
2.
Berorientasi kepada kompetensi
Dengan berpijak pada kompetensi,
maka ukuran-ukuran keberhasilan pembelajaran akan dapat diketahui secara jelas
dan terarah.
3.
Berkelanjutan/Berkesinambungan (kontinuitas)
Evaluasi harus dilakukan secara
terus menerus dari waktu ke waktu untuk mengetahui secara menyeluruh
perkembangan peserta didik, sehingga kegiatan dan unjuk kerja peserta didik
dapat dipantau melalui penilaian. Dalam ajaran Islam sangatlah diperhatikan
kontinuitas, karena dengan berpegang prinsip ini, keputusan yang diambil oleh
seseorang menjadi valid dan stabil serta menghasilkan suatu tindakan yang
menguntungkan.[14]
4.
Menyeluruh (Komprehensif)
Evaluasi harus dilakukan secara
menyeluruh, meliputi kepribadian, ketajaman hafalan, pemahaman, ketulusan,
kerajinan, sikap kerja sama, tanggung jawab, dan sebagainya, atau dalam
taksonomi Benjamin S. Bloom lebih dikenal dengan aspek kognitif, afektif dan
psikomotor. Kemudian Anderson dan Cratwallmengembangkannya menjadi 6 aspek
yaitu mengingat, mengetahui, aplikasi, analisis, kreasi dan evaluasi.
5.
Bermakna
Evaluasi diharapkan mempunyai
makna yang signifikan bagi semua pihak. Untuk itu evaluasi hendaknya mudah
difahami dan dapat ditindaklanjuti oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
6.
Adil dan objektif
Evaluasi harus mempertimbangkan
rasa keadilan bagi peserta didik dan objektif berdasarkan kenyataan yang
sebenarnya, tidak boleh dipengaruhi oleh hal-hal yang bersifat emosional dan
irasional. Jangan karena kebencian menjadikan ketidakobjektifan evaluasi.
7.
Terbuka
Evaluasi hendaknya dilakukan
secara terbuka bagi berbagai kalangan sehingga keputusan tentang keberhasilan
peserta didik jelas bagi pihak-pihak yang berkepentingan, tanpa ada rekayasa
atau sembunyi-sembunyi yang dapat merugikan semua pihak.
8.
Ikhlas
Evaluasi dilakukan dengan niat
dan yang bersih, dalam rangka efisiensi tercapainya tujuan pendidikan dan bai
kepentingan peserta didik.
9.
Praktis
Evaluasi dilakukan dengan mudah dimengerti dan dilaksanakan dengan beberapa
indikator, yaitu:
4.
Hemat waktu, biaya dan tenaga;
5.
Mudah diadministrasikan;
6.
Mudah menskor dan mengolahnya; dan
7.
Mudah ditafsirkan.
F. Kegunaan Evaluasi Pendidikan
Diantara kegunanan yang dapat dipetik dari kegiatan evaluasi dalam bidang
pendidikan adalah:
1.
Terbukanya kemungkinan bagi evaluator guna memperoleh
informasi tentang hasil-hasil yang telah dicapai dalam rangka pelaksanaan
program pendidikan.
2.
Terbukanya kemungkinan untuk dapat diketahuinya
relevansi antara program pendidikan yang telah dirumuskan, dengan tujuan yang
hendak dicapai.
3.
Terbukanya kemungkinan untuk dapat dilakukannya usaha
perbaikan, penyesuaian dan penyempurnaan program pendidikan yang dipandang
lebih berdaya guna dan berhasil guna, sehingga tujuan yang dicita-citakan, akan
dapat dicapai dengan hasil yan sebaik-baiknya.[15]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas tentang evaluasi pendidikan Islam dapat ditarik
kesimpulan :
Evaluasi pendidikan Islamadalah suatu proses dan kegiatan penilaian yang
terencana terhadap peserta didik dari keseluruhan aspek mental-psikologis dan
spiritual religius dalam pendidikan Islamuntuk mengetahui taraf kemajuan
dalampendidikan Islam.
Jenis-jenis Evaluasi yaitu: a) Evaluasi Formatif, b) Evaluasi Sumatif, c)
Evaluasi penempatan (placement), dan d) Evaluasi Diagnostik
Tujuan Evaluasi yaitu : a) mengetahui kadar pemahaman peserta didik; b)
mengetahui siapa diantara peserta didik yang cerdas dan yang lemah; c)
mengumpulkan informasi; d) untuk mengetahui penguasaan peserta didik dalam
kompetensi/subkompetensi tertentu; e) untuk mengetahui kesulitan belajar
peserta didik (diagnostic test) dan untuk memberikan arah dan lingkup pengembangan
evaluasi selanjutnnya.
Prinsip-prinsip pendidikan islam, yaitu sebagai berikut: valid,
berorientasi kepada kompetensi, berkelanjutan/Berkesinambungan (kontinuitas),
menyeluruh (Komprehensif), bermakna, adil dan objektif, terbuka, ikhlas,
praktis, dicatat dan akurat
kegunanan yang dapat dipetik dari
kegiatan evaluasi dalam bidang pendidikan adalah: (1) Terbukanya kemungkinan
bagi evaluator guna memperoleh informasi tentang hasil-hasil yang telah dicapai
dalam rangka pelaksanaan program pendidikan. (2) Terbukanya kemungkinan untuk
dapat diketahuinya relevansi antara program pendidikan yang telah dirumuskan,
dengan tujuan yang hendak dicapai. (3) Terbukanya kemungkinan untuk dapat
dilakukannya usaha perbaikan, penyesuaian dan penyempurnaan program pendidikan
yang dipandang lebih berdaya guna dan berhasil guna, sehingga tujuan yang
dicita-citakan, akan dapat dicapai dengan hasil yan sebaik-baiknya.
B. Saran
Demikian pembahasan dari makalah kami.
Kami berharap semoga pembahasan makalah ini dapat membantu dan bermanfaat bagi
para pembaca dan kamipun berharap kritik dan saran dari pemabaca untuk kesempurnaan tugas kami
selanjutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Arifin, M. Ilmu Pendidikan Islam, Tinjauan Teoritis
dan Praktis Berdasarkan
Pendekatan Interdisipliner. Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
Dja’far Siddik,Dja’far. Konsep Dasar Pendidikan Islam. Jakarta:
Cipta Pustaka
Media, 2006.
Daryanto.
Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta, 2008.
Mujib, Abdul. Ilmu Pendidikan
Islam. Jakarta: Kencana Premedia, 2006.
Ramayulis. Ilmu Pendidikan
Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2008.
Ramayalus dan
Nizar, Syamsul. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam
Mulia,
2011
Sudijono, Anas. Pengantar
evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press, 2011.
Sukardi.
Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara, 2008.
. Umar, Bukhari. ilmu
pendidikan islam. jogjakarta: Sinar
Utama, 2009.
[4] M. Arifin, Ilmu
Pendidikan Islam, Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan
Interdisipliner, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2009).
Hlm.103
[10] Dja’far Siddik, Konsep
Dasar Pendidikan Islam (Jakarta: Cipta Pustaka Media, 2006).,hlm.
82-83.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar