Selasa, 27 Maret 2018

EVALUASI PENDIDIKAN ISLAM





EVALUASI PENDIDIKAN ISLAM
MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah  Ilmu Pendidikan Islam yang diampu oleh Bapak Muchlis Sholichin




Disusun Oleh: Kelompok 3
Basri
Dedi Yusuf
Endang Sri Wahyuni
Tamlihah



PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGRI PAMEKASAN
2017







KATA PENGANTAR


Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kepada Allah kami ucapkan, karena berkat taufiq, hidayah dan inayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada sang panji dunia, yang telah mengibarkan bendera yang kaya akan pengetahuan, yang awalnya dari alam gelap tanpa cahaya pengetahuan.
Ucapan terimakasih kami kepada Bapak Muchlis Solichin  selaku dosen pengampu yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ EVALUASI PENDIDIKAN ISLAM”.
Terakhir dari kami, semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua, baik penulis maupun pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami butuh partispasinya dari para  pembaca untuk memberikan masukan kepada kami, baik kritik maupun saran.


                                                                                    Pamekasan , 5  Oktober  2016

                                                                                                            Penulis 












DAFTAR ISI
Halaman sampul…………………..……………………………………….......... i
Kata Pengantar……….…………………………………….…..………….....…  ii
Daftar isi ………………………………………………………..……….....…... iii

BAB I :  PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang………………..………………………………………...........1
B.       Rumusan Pembahasan…………………..……………………….................. 1
C.        Tujuan pembahasan…………………….………………………….............. 2

BAB II :  PEMBAHASAN
A.      Pengertian Evaluasi Pendidikan Islam……...……….……………..............  3
B.       Jenis-Jenis Evaluasi Pendidikan Islam………………………….............…. 7
C.       Tujuan Evaluasi Pendidikan Islam………..…………………….................. 9
D.      Fungsi evaluasi pendidikan…………………………………….................. 10
E.       Prinsip-Prinsip Pendidikan Islam………..……………………..........……. 11
F.        Kegunaan Evaluasi Pendidikan…………………………………................ 12

BAB III :  PENUTUP
A.      Kesimpulan ……………………………………………………............…. 14
B.       Saran……………………………………………………...................….…. 15

DAFTAR PUSTAKA……………………….…………................………..… .16



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Pendidikan Islam merupakan pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilai ajaran Islam sebagaimana tercantum dalam al-Qur’an dan al-Hadits serta dalam pemikiran para ulama dan dalam praktik sejarah umat Islam.
Dalam prosesnya, pendidikan Islam menjadikan tujuan sebagai sasaran ideal yang hendak dicapai dalam program dan diproses dalam produk kependidikan Islam atau output kependidikan Islam. Adagium ushuliyah menyatakan bahwa : “al-umûr bi maqâshidika”, bahwa setiap tindakan dan aktivitas harus berorientasi pada tujuan atau rencana yang telah ditetapkan.
Untuk mengetahui ketercapaian suatu tujuan kegiatan yaitu evaluasi. Dengan evaluasi, maka suatu kegiatan dapat diketahui atau ditentukan tarap kemajuannya. Berhasil atau tidaknya pendidikan Islam dalam mencapai tujuannya dapat dilihat setelah dilakukan evaluasi terhadap output yang dihasilkannya. Abdul Mujib dkk mengungkapkan , bahwa untuk mengetahui pencapaian tujuan pembelajaran atau kompetensi yang diharapkan oleh peserta didik diperoleh melalui evaluasi. Dengan kata lain penilaian atau evaluasi digunakan sebagai alat untuk menentukan suatu tujuan pendidikan dicapai atau tidak. Atau untuk melihat sejauhmana hasil belajar siswa sudah mencapai tujuannya.
Dalam pendidikan Islam evaluasi merupakan salah satu komponen dari sistem pendidikan Islam yang harus dilakukan secara sistematis dan terencana sebagai alat untuk mengukur keberhasilan atau target yang akan dicapai dalam proses pendidikan Islam dan proses pembelajaran. Dalam makalah ini akan penulis sajikan hal-hal yang menyangkut evaluasi pendidikan Islam, dari mulai pengertian, tujuan, prinsip, fungsi dan perannya.

B.       Rumusan Masalah
1.        Apa pengdertian Evaluasi pendidikan islam?
2.        Apa saja jenis-jenis evaluasi pendidikan islam?
3.        Apa saja tujuan dan fungsi evaluasi pendidikan islam?
4.        Apa saja prinsip-prinsip dalam evaluasi pendidikan islam

C.      Tujuan Penulisan
1.        Untuk mengetahui pengertian evaluasi pendidkan islam.
2.        Untuk mengetahui  jenis-jenis evaluasi pendidikan islam.
3.        Untuk mengetahui tujuan dan fungsi evaluasi pendidikan islam.
4.        Untuk mengetahui  prinsip-prinsip dalam evaluasi pendidikan islam.






BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Evaluasi dan Evaluasi Pendidikan Islam
Dilihat dari segi bahasa, evaluasi berasal dari kata BahasaInggris;evaluation. Sedang dalam Bahasa Arab; al-Tqdir (التقدير), dan dalam Bahasa Indonesia; penilaian yang akar katanya adalah value (inggris), al-Qimah(arab), nilai (Indonesia). Dengan demikian secara harfiah, Evalauasi pendidikan (Educational Evaluation) = Attaqdir Attarbawiy dapat diartikan sebagai penilaian dalam (bidang) pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan. Sementara pendidikan merupakan sebuah program. Program yang melibatkan sejumlah komponen yang bekerja sama dalam sebuah proses untuk mencapai tujuan yang telah diprogramkan. Dengan demikian, secara harfiah evaluasi dapat diartikan sebagai penilaian dalam bidang pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan pendidik.[1]
Adapun dari segi istilah, sebagaimana dikemukakan oleh edwind Wandt dan Gerald W. Brown. Yaitu Evaluation refer to the act ore process to determining the Value of Something. Menurut definisi ini, maka istilah evaluasi itu menunjukkan kepada atau mengandung pengertian: suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. [2]
Secara harfiah evaluasi berasal dari bahasa Inggris, evaluation, yang berarti penilaian dan penaksiran. Dalam bahasa Arab, dijumpai istilah imtihân, yang berarti ujian, dan khataman yang berarti cara menilai hasil akhir dari proses kegiatan.
Sedangkan secara istilah, ada beberapa pendapat, namun pada dasarnya sama, hanya berbeda dalam redaksinya saja. Oemar Hamalik mengartikan evaluasi sebagai suatu proses penaksiran terhadap kemajuan, pertumbuhan, dan perkembangan peserta didik untuk tujuan pendidikan. Sementara Abudin Nata menyatakan bahwa evaluasi sebagai proses membandingkan situasi yang ada dengan kriteria tertentu dalam rangka mendapatkan informasi dan menggunakannya untuk menyusun penilaian dalam rangka membuat keputusan.[3]
Kemudian menurut Suharsimi Arikunto, evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan.  Dan Edwind Wandt berpendapat evaluasi adalah: suatu tindakan atau proses dalam menentukan nilai sesuatu.
Adapun M. Chabib Thoha, mengutarakan bahwa evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan.[4]
Dari beberapa pendapat, dapat ditarik kesimpulan bahwa evaluasi yaitu suatu proses dan tindakan yang terencana untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan, pertumbuhan dan perkembangan (peserta didik) terhadap tujuan (pendidikan), sehingga dapat disusun penilaiannya yang dapat dijadikan dasar untuk membuat keputusan. Dengan demikian evaluasi bukan sekedar menilai suatu aktivitas secara spontan dan insedental, melainkan merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu yang terencana, sistematik dan berdasarkan tujuan yang jelas. Jadi dengan evaluasi diperoleh informasi dan kesimpulan tentang keberhasilan suatu kegiatan, dan kemudian kita dapat menentukan alternatif dan keputusan untuk tindakan berikutnya.
Selanjutnya, Evaluasi dalam pendidikan Islam merupakan cara atau tehnik penilaian terhadap tingkah laku anak didik berdasarkan standar perhitungan yang bersifat komprehensif dari seluruh aspek-aspek kehidupan mental-psikologis dan spiritual religius, karena manusia bukan saja sosok pribadi yang tidak hanya bersikap religius, melainkan juga berilmu dan berketerampilan yang sanggup beramal dan berbakti kepada Tuhan dan masyarakatnya.
Evaluasi pendidikan Islam adalah suatu kegiatan untuk menentukan taraf kemajuan suatu aktivitas di dalam pendidikan Islam. Program evaluasi ini diterapkan dalam rangka mengetahui tingkat keberhasilan seorang pendidik dalam menyampaikan materi pelajaran, menemukan kelemahan-kelemahan yang dilakukan, baik berkaitan dengan materi, metode, fasilitas dan sebagainya.[5]
Oleh karena itu, yang dimaksud evaluasi dalam pendidikan Islam adalah pengambilan sejumlah keputusan yang berkaitan dengan pendidikan Islam guna melihat sejauh mana keberhasilan pendidikan yang selaras dengan nilai-nilai Islam sebagai tujuan dari pendidikan Islam itu sendiri.[6]
Jadi evaluasi pendidikan Islam yaitu kegiatan penilaian terhadap tingkah laku peserta didik dari keseluruhan aspek mental-psikologis dan spiritual religius dalam pendidikan Islam, dalam hal ini tentunya yang menjadi tolak ukur adalah al-Qur’an dan al-Hadits. Dengan pelaksanaan evaluasi ini bukan hanya pendidik juga keseluruhan aspek/unsur pendidikan Islam.[7]
Evaluasi pendidikan dalam islam dapat diberi batasan sebagai suatu kegiatan untuk menentukan kemajuan sutu pekerjaan dalam proses pendidikan islam.dalam ruang lingkup terbatas, evaluasi dilakukan dalam rangka mengetahui tingkat keberhasilan pendidik dalam menyampaikan materi pendidikan islam pada peserta didik .sedang dalam ruang lingkup luas, evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan tingkat kelemahan suatu proses pendidikan islam(dengan seluruh komponen yang terlibat didalamnya) dalam mencapai tujuan pendidikan yang dicita-citakan . Penilaian dalam pendidikan dimaksudkan untuk menetapkan berbagai keputusan kependidikan, baik yang menyaangkut perencanaan pengelolaan ,proses dan tindak lanjut pendidikan, baik yang menyangkut perorangan, kelompok maupun kelembagaan.[8]
Disamping evaluasi terdapat pula istilah measurement, measurement berasal dari kata to measure yang berarti mengukur, measurement berarti perbandingan data kualitif dengan data kuantitatif yang lainnya yang sesuai dalam kerangka mendapatkan nilai (angka) (Qahar ,1972:7) pengukuran dalam pendidikan adalah usaha untuk memahami kondisi-kondisi objektif tentang sesuatu yang akan dinilai. Dalam pendidikan islam, evaluasi akan objektif apabila didasarkan dengan tolak ukur Al-Qur’an atau Hadits.
Namun demikian, suharsimi arikunto  membedakan tiga istilah tersebut, yaitu pengukuran, penilaian, dan evaluasi. pengukuran adalah membandingkan sesuatu dengan suatu ukuran. pengukuran ini bersifat kuantitatif. penilaian adalah mengambilan suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik dan buruk secara kualitatif. Sementara evaluasi adalah  mencakup pengukuran dan penilaian secara kuantitatif.
Namun dalam al-qur’an atau hadits, banyak sekali ditemui tolak ukur evaluasi dalam pendidikan islam misalnya tolak ukur sholat yg baik dan sempurna adalah mencegah orang dari perbuatan keji dan munkar. tolak ukur watak seseorang yang beriman adalah bila melaksanakan sholat secara khusyuk,membayar zakat (lihat QS al-Nisa[4]:162) menjaga kemaluan terhadap wanita yang bukan istri. tolak ukur perilaku seseorang yg beriman adalahmencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri (lihat,misalnya,QS,AL-Baqorah[2]:148 ). Tolak ukur seseorang  yang munafik disebutkan oleh Nabi   dalam tiga indikasi, yaitu dusta dalam berbicara, ingkar dalam berjanji, dan khianat apabila diberi kepercayaan (amanah).[9]





B.         Jenis-jenis Evaluasi pendidikan dalam islam
Jenis-jenis evaluasi yang dapat diterapkan dalam pendidikan Islam adalah :
1.    Evaluasi Formatif, yaitu penilaian untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai oleh para peserta didik setelah menyelesaikan satuan program pembelajaran (kompetensi dasar) pada mata pelajaran tertentu.Jenis ini diterapkan berdasarkan asumsi bahwa manusia memiliki banyak kelemahan seperti tercantum dalam QS. An-Nisa: 28 “Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah”.
Dan pada mulanya tidak mengetahui apa-apa, tercantum dalam QS. An-Nahl: 78, sehingga pengetahuan, ketrampilan, dan sikap itu tidak dibiasakan. “dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”. Untuk itu Allah Swt menganjurkan agar manusia berkonsentrasi pada suatu informasi yang didalami sampai tuntas, mulai proses pencarian, (belajar mengajar) sampai pada tahap pengevaluasian. Setelah informasi itu dikuasai dengan sempurna, ia dapat beralih pada informasi yang lain, tercantum dalam QS. Al-Insyirah: 7-8 “Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”.
Pada jenis Evaluasi formatif Aspek yang dinilai, terletak pada penilaian normatif yaitu hasil kemajuan belajar peserta didik yang meliputi: pengetahuan, keterampilan dan sikap terhadap materi ajar PAI yang disajikan. Sehingga memiliki fungsi, yaitu untuk memperbaiki proses pembelajaran ke arah yang lebih baik dan efisien atau memperbaiki satuan/rencana pembelajaran. Dan Tujuan, yaitu untuk mengetahui penguasaan peserta didik tentang materi yang diajarkan dalam satu satuan/rencana pembelajaran.
2.    Evaluasi Sumatif, yaitu evaluasi yang dilakukan terhadap hasil belajar peserta didik setelah mengikuti pelajaran dalam satu semester dan akhir tahun untuk menentukan jenjang berikutnya, seperti tercantum dalam QS. Al-Insyiqaq: 19 “(Sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat (dalam kehidupan))”, QS. Al-Qamar: 49 (“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.”)
Pada jenis evaluasi sumatif aspek yang dinilai berupa kemajuan hasil belajar yang meliputi pengetahuan, ketrampilan, sikap dan penguasaan peserta didik tentang mata pelajaran yang diberikan. Sehingga memiliki Fungsi, yaitu untuk mengetahui angka atau nilai peserta didik setelah mengikuti program pembelajaran dalam satu catur wulan, semester atau akhir tahun. Dan Tujuan yaitu untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik setelah mengikuti program pembelajaran dalam satu catur wulan, semester atau akhir tahunpada setiap mata pelajaran (PAI) pada satu satuan pendidikan tertentu.
3.    Evaluasi penempatan (placement), yaitu evaluasi tentang peserta didik untuk kepentingan penempatan di dalam situasi belajar yang sesuai dengan kondisi peserta didik. Jenis evaluasi ini memiliki Fungsi, yaitu untuk mengetahui keadaan peserta didik termasuk keadaan seluruh pribadinya, sehingga peserta didik tersebut dapat ditempatkan pada posisi sesuai dengan potensi dan kapasitas dirinya. Dengan Tujuan, yaitu untuk menempatkan peserta didik pada tempat yang sebenarnya, berdasarkan bakat, minat, kemampuan, kesanggupan, serta keadaan diri peserta didik sehingga peserta didik tidak mengalami hambatan yang berarti dalam mengikuti pelajaran atau setiap program bahan yang disajikan guru. Adapun aspek yang dinilai dalam evaluasi ini meliputi keadaan fisik, bakat, kemampuan, pengetahuan, pengalaman keterampilan, sikap dan aspek lain yang dianggap perlu bagi kepentingan pendidikan peserta didik selanjutnya.[10]


C.       Tujuan Evaluasi Pendidikan Islam
Menurut Abdul Mujib dkk, tujuan evaluasi adalah:
1.    Mengetahui kadar pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran, melatih keberanian, dan mengajak peserta didik untuk mengingat kembali materi yang telah diberikan, dan mengetahui tingkat perubahan perilakunya.
2.    Metahui siapa diantara peserta didik yang cerdas dan yang lemah, sehingga yang lemah diberi perhatian khusus agar ia dapat mengejar kekurangannya.
3.    Mengumpulkan informasi yang dapat dipergunakan sebagai dasar untuk mengadakan pengecekan yang sistematis terhadap hasil pendidikan yang telah dicapai untuk kemudian dibandingkan dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Abudin Nata menambahkan, bahwa evaluasi bertujuan mengevaluasi pendidik, materi pendidikan, dan proses peyampaian materi pelajaran. Pendapat senada mengungkapkan bahwa tujuan evaluai yaitu untuk mengetahui penguasaan peserta didik dalam kompitensi/subkompitensi tertentu setelah mengikuti proses pembelajaran, untuk mengetahui kesulitan belajar peserta didik (diagnostic test) dan untuk memberikan arah dan lingkup pengembangan eavaluasi selanjutnya.
Tujuan utama melakukan evaluasi dalam proses belajar mengajar adalah untuk mendapatkan informasi  yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan instruksionaloleh siswa sehingga dapat diupayakan tindak laanjut.
Tindak lanjut termaksudmerupakan fungsi evaluasi dan dapat berupa:
1.    Penempatan pada tempat ang tepat.
2.    Pemberian umpan balik.
3.    Diagnosis kesulitan belajar mengajar.
4.    Penentuan kelulusan.[11]


Untuk masing-masing tindak lanjut yang dikehendaki ini diadakan tes yang diberi nama :
1.      Tes penempatan.
2.      Tes formatif.
3.      Tes  diagnostik dan
4.       Tes sumatif.

D.      Fungsi Evaluasi Pendidikan
Seorang pendidik melakukan evaluasi di sekolah mempunyai fungsi sebagai berikut :
1.    Untuk mengetahui peserta didik yang terpandai dan terkurang di kelasnya.
2.    Untuk mengetahui apakah bahan yang telah diajarkan sudah dimiliki peserta didik atau.
3.    Untuk mendorong persaingan yang sehat antara sesama peserta didik.
4.    Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan peserta didik setelah mengalami pendidikan dan pengajaran.
5.    Untuk mengetahui tepat atau tidaknya guru memilih bahan, metode, dan berbagai penyesuaian dalam kelas.
6.    Sebagai laporan terhadap orang tua peserta didik dalam bentuk raport, ijazah, piagam dan sebagainya.[12]
Selanjutnya Ja’far Siddik mengemukakan beberapa fungsi dari evaluasi Pendidikan yaitu :
1.    Insentif untuk meningkatkan Belalajr, yaitu mendorong siswa untuk belajar giat.
2.    Umpan balik bagi peserta didik, sehingga peserta didik mengentahui titik kelemahan dan kekurangannya.
3.    Umpan balik bagi pendidik, mengenai efektivitas belajar yang dilaksanakan.


4.    Informasi bagi orang tua atau wali.
5.    Informasi untuk keperluan seleksi.[13]
E.       Prinsip-Prinsip Evaluasi Pendidikan Islam       
Pelaksanaan evaluasi agar akurat dan bermanfaat baik bagi peserta didik, pendidik ataupun pihak yang berkepentingan, maka harus memperhatikan prinsip-prisip sebagai berikut :
1.    Valid
Evaluasi mengukur apa yang seharusnya diukur dengan menggunakan jenis tes yang terpercaya dan shahih. Artinya ada kesesuaian alat ukur dengan fungsi pengukuran dan sasaran pengukuran.
2.    Berorientasi kepada kompetensi
Dengan berpijak pada kompetensi, maka ukuran-ukuran keberhasilan pembelajaran akan dapat diketahui secara jelas dan terarah.
3.    Berkelanjutan/Berkesinambungan (kontinuitas)
Evaluasi harus dilakukan secara terus menerus dari waktu ke waktu untuk mengetahui secara menyeluruh perkembangan peserta didik, sehingga kegiatan dan unjuk kerja peserta didik dapat dipantau melalui penilaian. Dalam ajaran Islam sangatlah diperhatikan kontinuitas, karena dengan berpegang prinsip ini, keputusan yang diambil oleh seseorang menjadi valid dan stabil serta menghasilkan suatu tindakan yang menguntungkan.[14]
4.    Menyeluruh (Komprehensif)
Evaluasi harus dilakukan secara menyeluruh, meliputi kepribadian, ketajaman hafalan, pemahaman, ketulusan, kerajinan, sikap kerja sama, tanggung jawab, dan sebagainya, atau dalam taksonomi Benjamin S. Bloom lebih dikenal dengan aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Kemudian Anderson dan Cratwallmengembangkannya menjadi 6 aspek yaitu mengingat, mengetahui, aplikasi, analisis, kreasi dan evaluasi.
5.    Bermakna
Evaluasi diharapkan mempunyai makna yang signifikan bagi semua pihak. Untuk itu evaluasi hendaknya mudah difahami dan dapat ditindaklanjuti oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
6.    Adil dan objektif
Evaluasi harus mempertimbangkan rasa keadilan bagi peserta didik dan objektif berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak boleh dipengaruhi oleh hal-hal yang bersifat emosional dan irasional. Jangan karena kebencian menjadikan ketidakobjektifan evaluasi.
7.    Terbuka
Evaluasi hendaknya dilakukan secara terbuka bagi berbagai kalangan sehingga keputusan tentang keberhasilan peserta didik jelas bagi pihak-pihak yang berkepentingan, tanpa ada rekayasa atau sembunyi-sembunyi yang dapat merugikan semua pihak.
8.    Ikhlas
Evaluasi dilakukan dengan niat dan yang bersih, dalam rangka efisiensi tercapainya tujuan pendidikan dan bai kepentingan peserta didik.
9.    Praktis
Evaluasi dilakukan dengan mudah dimengerti dan dilaksanakan dengan beberapa indikator, yaitu:
4.    Hemat waktu, biaya dan tenaga;
5.    Mudah diadministrasikan;
6.    Mudah menskor dan mengolahnya; dan
7.    Mudah ditafsirkan.

F.       Kegunaan Evaluasi Pendidikan
Diantara kegunanan yang dapat dipetik dari kegiatan evaluasi dalam bidang pendidikan adalah:
1.    Terbukanya kemungkinan bagi evaluator guna memperoleh informasi tentang hasil-hasil yang telah dicapai dalam rangka pelaksanaan program pendidikan.
2.    Terbukanya kemungkinan untuk dapat diketahuinya relevansi antara program pendidikan yang telah dirumuskan, dengan tujuan yang hendak dicapai.
3.    Terbukanya kemungkinan untuk dapat dilakukannya usaha perbaikan, penyesuaian dan penyempurnaan program pendidikan yang dipandang lebih berdaya guna dan berhasil guna, sehingga tujuan yang dicita-citakan, akan dapat dicapai dengan hasil yan sebaik-baiknya.[15]






BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Dari uraian di atas tentang evaluasi pendidikan Islam dapat ditarik kesimpulan :
Evaluasi pendidikan Islamadalah suatu proses dan kegiatan penilaian yang terencana terhadap peserta didik dari keseluruhan aspek mental-psikologis dan spiritual religius dalam pendidikan Islamuntuk mengetahui taraf kemajuan dalampendidikan Islam.
Jenis-jenis Evaluasi yaitu: a) Evaluasi Formatif, b) Evaluasi Sumatif, c) Evaluasi penempatan (placement), dan d) Evaluasi Diagnostik
Tujuan Evaluasi yaitu : a) mengetahui kadar pemahaman peserta didik; b) mengetahui siapa diantara peserta didik yang cerdas dan yang lemah; c) mengumpulkan informasi; d) untuk mengetahui penguasaan peserta didik dalam kompetensi/subkompetensi tertentu; e) untuk mengetahui kesulitan belajar peserta didik (diagnostic test) dan untuk memberikan arah dan lingkup pengembangan evaluasi selanjutnnya.
Prinsip-prinsip pendidikan islam, yaitu sebagai berikut: valid, berorientasi kepada kompetensi, berkelanjutan/Berkesinambungan (kontinuitas), menyeluruh (Komprehensif), bermakna, adil dan objektif, terbuka, ikhlas, praktis, dicatat dan akurat
kegunanan yang dapat dipetik dari kegiatan evaluasi dalam bidang pendidikan adalah: (1) Terbukanya kemungkinan bagi evaluator guna memperoleh informasi tentang hasil-hasil yang telah dicapai dalam rangka pelaksanaan program pendidikan. (2) Terbukanya kemungkinan untuk dapat diketahuinya relevansi antara program pendidikan yang telah dirumuskan, dengan tujuan yang hendak dicapai. (3) Terbukanya kemungkinan untuk dapat dilakukannya usaha perbaikan, penyesuaian dan penyempurnaan program pendidikan yang dipandang lebih berdaya guna dan berhasil guna, sehingga tujuan yang dicita-citakan, akan dapat dicapai dengan hasil yan sebaik-baiknya.

B.       Saran
Demikian pembahasan dari makalah kami. Kami berharap semoga pembahasan makalah ini dapat membantu dan bermanfaat bagi para pembaca dan kamipun berharap kritik dan saran  dari pemabaca untuk kesempurnaan tugas kami selanjutnya.





DAFTAR PUSTAKA

Arifin, M.  Ilmu Pendidikan Islam, Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan
Pendekatan Interdisipliner. Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
Dja’far Siddik,Dja’far. Konsep Dasar Pendidikan Islam. Jakarta: Cipta Pustaka
            Media, 2006.
Daryanto. Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta, 2008.
Mujib, Abdul. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Premedia, 2006.
Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2008.     
Ramayalus dan  Nizar, Syamsul. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam
            Mulia, 2011
Sudijono, Anas.  Pengantar evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press, 2011.
Sukardi. Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara, 2008.
.             Umar, Bukhari. ilmu pendidikan islam.  jogjakarta: Sinar Utama, 2009.





[1] Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan  (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada,2012). Hlm 1-2
[2] Ibid., hlm 3
[3] Ramayalus dan Syamsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2011)., hlm. 234
[4] M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2009). Hlm.103

[5] Ibid., hlm.104
[6] Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Premedia, 2006)., hlm. 213-214.

[7] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), hlm. 221.

[8] Drs.Bukhari Umar , ilmu pendidikan islam  ( jogjakarta: Sinar Utama, 2009 ) hlm. 193-194
[9] Ibid., hlm. 195
[10] Dja’far Siddik, Konsep Dasar Pendidikan Islam (Jakarta: Cipta Pustaka Media, 2006).,hlm. 82-83.

[11] Daryanto, Evaluasi Pendidikan  (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2008) hlm. 19
[12] Anas Sudijono, Pengantar evaluasi PEndidikan, (Jakarta: Rajawali Press,2011)., hlm. 1.

[13] Dja’far Siddik, Konsep Dasar Pendidikan Islam.  Hlm. 85
[14] Sukardi, Evaluasi Pendidikan  ( Jakarta : PT Bumi Aksara,2008) hlm. 4

[15] Anas Sudijono, Pengantar evaluasi PEndidikan, (Jakarta: Rajawali Press,2011)., hlm.17

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENDEKATAN MANAJEMEN PESERTA DIDIK

PENDEKATAN MANAJEMEN PESERTA DIDIK MAKALAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Manajemen Peserta Didik yang diampu Bapak Abdul Aziz,...