Selasa, 27 Maret 2018

KEGIATAN MUTU PEMBELAJARAN DI LEMBAGA MTsN 2 PAMEKASAN


KEGIATAN MUTU PEMBELAJARAN DI LEMBAGA MTsN 2 PAMEKASAN

LAPORAN PENELITIAN
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Manajemen Mutu Pendidikan”
Yang diampu oleh Bapak Dr. H. Taufiqurrahman, M.Pd


Disusun oleh Kelompok 3:
Aulan Nuril Imama                    (182015010400)
Habibi                                        (182015010400)
Kamariyah                                  (18201501040087)
Kiptiyatul Jannah                       (182015010400)
Tamlihah                                    (182015010400)
Yesi Lusiawati                           (18201501040186)






PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN
2018




KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang hingga saat ini masih berkenan memberikan kepercayaan-Nya kepada kita semua untuk menikmati segala karunia-Nya dan hanya berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan laporan penelitian ini. Laporan penelitian ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Mutu Pendidikan. Laporan penelitian ini berisi tentang kegiatan mutu pembelajaran di lembaga MTsN 2 Pamekasan.
Dalam pelaksanaan laporan penelitian ini, penulis telah mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak, baik bantuan yang berupa materi maupun bantuan dukungan moril.
Penulis menyadari selama menulis laporan penelitian ini banyak pihak yang telah membantu, oleh karena itu pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima kasih banyak kepada :
1.        Kedua orang tua yang telah mendidik serta membantu penulis sampai saat ini.
2.        Dr. H. Taufiqurrahman, M.Pd, selaku dosen mata kuliah Manajemen Mutu Pendidikan yang selalu memberikan materi serta motivasi kepada kami.
3.        Teman-teman Manajemen Pendidikan 2015 yang selalu membantu memberikan saran dan kritik dalam pembuatan laporan penelitian ini.           
Kami menyadari dalam pembuatan laporan penelitian ini masih belum sempurna dan masih banyak kekurangan, Oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan untuk di masa yang akan datang agar  laporan penelitian ini menjadi lebih baik lagi. Semoga laporan penelitian ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

   
                                                                                 Pamekasan, 13 Maret 2018
                                                                                                      Penulis

                                                                                                   Kelompok 3


DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL…………………………………………….…..       i
KATA PENGANTAR............................................................................        ii
DAFTAR ISI..........................................................................................       iii

BAB I:       PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang................................................................        1
B.  Rumusan Masalah............................................................        2
C.  Tujuan Masalah ...............................................................        2

BAB II:      PEMBAHASAN
A.  Manajemen Mutu Pembelajaran di Lembaga
Pendidikan Islam...........................................................         3
B.  Upaya untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan Islam
(Peningkatan Mutu Belajar)...........................................         5

BAB III:    HASIL PENELITIAN
A.  Tempat & Waktu..............................................................     10
B.  Metodologi Penelitian.....................................................      10
C.  Hasil Penelitian.................................................................     10

BAB IV:    PENUTUP
A.  Kesimpulan.......................................................................     13
B.  Saran.................................................................................     13

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................     15








BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Bagaimanapun sederhananya peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau berlangsung suatu proses pendidikan. Karena itulah sering dinyatakan pendidikan telah ada sepanjang peradaban umat manusia. Pendidikan menjadikan sumber daya manusia lebih cepat mengerti dan siap dalam menghadapi perubahan di lingkungan kerja. Oleh karena itu tidaklah heran apabila Negara yang memiliki penduduk dengan tingkat pendidikan yang tinggi akan mempunyai tingkat pertumbuhan ekonomi yang pesat.
Upaya perbaikan dibidang pendidikan merupakan suatu keharusan untuk selalu dilaksanakan agar suatu bangsa dapat maju dan berkembang seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Beberapa upaya dilaksanakan antara lain penyempurnaan kurikulum, peningkatan kompetensi guru melalui penataran-penataran, perbaikan sarana-sarana pendidikan, dan lain-lain. Hal ini dilaksanakan untuk meningkatkan mutu pendidikan bangsa dan terciptanya manusia Indonesia seutuhnya.
Secara fungsional, pendidikan pada dasarnya ditujukan untuk menyiapkan manusia menghadapi masa depan agar hidup lebih sejahtera, baik sebagai individu maupun secara kolektif sebagai warga masyarakat, bangsa maupun antar bangsa. Bagi pemeluk agama, masa depan mencakup kehidupan di dunia dan pandangan tentang kehidupan hari kemudian yang bahagia. Namun saat ini dunia pendidikan kita belum sepenuhnya dapat memenuhi harapan mayarakat. Fenomena itu ditandai dari rendahnya mutu lulusan, penyelesaian masalah pendidikan yang tidak tuntas, atau cenderung tambal sulam, bahkan lebih berorintasi proyek. Akibatnya, seringkali hasil pendidikan mengecewakan masyarakat. Mereka terus mempertanyakan relevansi pendidikan dengan kebutuhan masyarakat dalam dinamika kehidupan ekonomi, politik , sosial, dan budaya.
Kualitas lulusan pendidikan kurang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja dan pembangunan, baik industri, perbankan, telekomunikasi, maupun pasar tenaga kerja sektor lainnya yang cenderung menggugat eksistensi sekolah. Bahkan SDM yang disiapkan melalui pendidikan sebagai generasi penerus belum sepenuhnya memuaskan bila dilihat dari segi akhlak, moral, dan jati diri bangsa dalam kemajemukan budaya bangsa.
Dengan kompetensi yang dimiliki, selain menguasai materi dan dapat mengolah program belajar mengajar, guru juga dituntut dapat melaksanakan evaluasi dan pengadministrasiannya. Kemampuan guru dalam melakukan evaluasi merupakan kompetensi guru yang sangat penting. Evaluasi dipandang sebagai masukan yang diperoleh dari proses pembelajaran yang dapat dipergunakan untukmengetahui kekuatan dan kelemahan berbagai komponen yang terdapat dalam suatu proses belajar mengajar.
Dari penjelasan diatas maka penulis dapat memberikan judul dari laporan penelitian ini dengan Kegiatan Mutu Pembelajaran di Lembaga MTsN 2 Pamekasan.

A.       Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Manajemen Mutu Pembelajaran di Lembaga Pendidikan Islam?
2.      Bagaimana Upaya untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan Islam (Peningkatan Mutu Belajar)?

B.       Tujuan Penelitian
1.      Untuk Mengetahui Manajemen Mutu Pembelajaran di Lembaga Pendidikan Islam.
2.      Untuk Mengetahui Upaya untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan Islam (Peningkatan Mutu Belajar).




BAB II
PEMBAHASAN

A.      Manajemen Mutu Pembelajaran di Lembaga Pendidikan
Secara kelembagaan, terutama dalam konteks Indonesia, pembicaraan mengenai pendidikan Islam sebenarnya lebih diwarnai oleh dua model pendidikan, yakni pendidikan dalam bentuk pesantren dan pendidikan madrasah.
1.         Manajemen Mutu Pembelajaran di Pondok Pesantren
Pada dasarnya pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang dikelola secara konvensional dan dilaksanakan dengan sistem asrama (pondok) dan Kyai sebagai sentra utama serta masjid sebagai pusat lembaganya. Sejak awal pertumbuhannya, pesantren mempunyai bentuk yang beragam sehingga tidak ada suatu standarisasi yang berlaku bagi semua pesantren. Namun demikian dalam proses pertumbuhan dan perkembangan pesantren tampak adanya pola umum, yang diambil dari makna peristilahan pesantren itu sendiri yang menunjukkan adanya suatu  pola tertentu.
Pondok pesantren pada awalnya merupakan lembaga pendidikan dan pengajaran agama Islam yang diberikan dengan cara non klasikal (sistem pesantren), di mana seorang kyai mengajar santri-santri berdasarkan kitab-kitab yang ditulis dalam bahasa Arab oleh ulama-ulama besar dari abad pertengahan (abad ke 12 s/d abad ke 16).
2.         Manajemen Mutu Pembelajaran di Madrasah
Keberadaan madrasah seperti sekarang ini merupakan akumulasi berbagai macam budaya dan tradisi pendidikan yang berkembang di Indonesia. Mulai dari tradisi pra-sejarah atau tradisi asli, tradisi Hindu-Budha, tradisi Islam, dan tradisi barat atau modern. Oleh sebab itu madrasah telah menjadi salah satu wujud entitas budaya bangsa Indonesia yang telah menjalani proses sosialisasi yang relatif intensif,[1] dan dalam waktu yang cukup panjang itu telah memainkan peran tersendiri dalam panggung pembentukan peradaban bangsa.
Dilihat dari pengelolaannya, pendidikan sistem madrasah ini memungkinkan cara pembelajaran secara klasikal. Pengelolaan sistem madrasi juga memungkinkan adanya pengelompokan pelajaran-pelajaran tentang pengetahuan Islam yang penyampaiannya dilakukan secara bertingkat-tingkat dengan memperhitungkan rentang waktu yang dibutuhkan, sehingga secara teknis, sistem madrasi berusaha mengorganisasikan kegiatan kependidikannya dengan sistem kelas-kelas berjenjang dengan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pelajaran yang sudah dipolakan.
Dari waktu ke waktu format madrasah semakin jelas sosoknya, sementara isi dan visi keislaman terus mengalami perubahan, seiring dengan semakin kuatnya kontak dengan dunia luar terutama dengan negara-negara Islam dan juga dipengaruhi oleh kolonialisasi di nusantara ini yang berabad-abad lamanya.
Dengan demikian agar mutu pembelajaran di lembaga pendidikan Islam bisa dimanaj dengan baik, maka ada beberapa langkah yang harus dilaksanakan oleh para pelaku di lembaga pendidikan Islam tersebut, antara lain:
a.         Perencanaan
Perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu seefisien dan seefektif mungkin. Dalam setiap perencanaan selalu terdapat tiga kegiatan yang meskipun dapat dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya dalam proses perencanaan yaitu:
1)        Perumusan tujuan yang ingin dicapai
2)        Pemilihan program untuk mencapai tujuan itu[2]
3)        Identifikasi dan pengarahan sumber yang jumlahnya selalu terbatas.
b.        Pengorganisasian, Pengorganisasian merupakan proses membagi kerja ke dalam tugas-tugas yang lebih kecil, membebankan tugas-tugas itu kepada orang yang sesuai dengan kemampuannya, dan mengalokasikan sumber daya, serta mengkoordinasikannya dalam rangka efektivitas pencapaian tujuan organisasinya.
c.         Kepemimpinan, Pemimpin pada hakekatnya adalah seseorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan. Kekuasaan adalah kemampuan untuk mengarahkan dan mempengaruhi bawahan sehubungan dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakannya. Dalam lembaga  pendidikan Islam yang dimaksud pemimpin adalah Kyai dalam pondok pesantren dan ustadz dalam madrasah.
d.        Pengawasan, Pengawasan diperlukan untuk melihat sejauh mana hasil tercapai. Pengawasan merupakan proses dasar yang secara esensial tetap diperlukan bagaimanapun rumit dan luasnya suatu organisasi. Proses dasar tersebut terdiri dari tiga tahap yaitu:  Menetapkan standar pelaksanaan, Pengukuran pelaksanaan pekerjaan dibandingkan dengan standar, Menentukan kesenjangan (deviasi) antara pelaksanaan dengan standar dan rencana.

B.       Upaya untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan (Peningkatan Mutu Belajar)
1.         Peningkatan Kualitas Guru
Guru yang memiliki posisi yang sangat penting dan strategi dalam pengembangan potensi yang dimiliki peerta didik. Pada diri gurulah kejayaan dan keselamatan masa depan bangsa dengan penanaman nilai-nilai dasar yang luhur sebagai cita-cita pendidikan nasional dengan membentuk kepribadian sejahtera lahir dan bathin, yang ditempuh melalui pendidikan agama dan pendidikan umum.[3] Oleh karena itu harus mampu mendidik diperbagai hal, agar ia menjadi seorang pendidik yang proposional. Sehingga mampu mendidik peserta didik dalam kreativitas dan kehidupan sehari-harinya. Untuk meningkatkan profesionalisme pendidik dalam pembelajaran, perlu ditingkatkan melalui cara-cara sebagai berikut:
a.    Mengikuti Penataran
Menurut para ahli bahwa penataran adalah semua usaha pendidikan dan pengalaman untuk meningkatkan keahlian guru menyelarasikan pengetahuan dan keterampilan mereka sesuai dengan kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang-bidang masing-masing. Tujuan adanya penataran itu dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja, keahlian dan peningkatan terutama pendidikan untuk menghadapi arus globaliasi.
b.    Mengikuti Kursus-Kursus Pendidikan
Hal ini akan menambah wawasan, adapun kursus-kursus biasanya meliputi pendidikan arab dan inggris serta komputer.
c.    Memperbanyak Membaca
Menjadi guru profesional tidak hanya menguasai atau membaca dan hanya berpedoman pada satu atau beberapa buku saja, guru yang berprofesional haruslah banyak membaca berbagai macam buku untuk menambah bahan materi yang akan disampaikan sehingga sebagai pendidik tidak akan kekurangab pengetahuan-pengetahuan dan informasi-informasi yang muncul dan berkembang di dalam masyarakat.
d.   Mengadakan Kunjungan Kesekolah Lain (studi komperatif)
Suatu hal yang sangat penting seorang guru mengadakan kunjungan antar sekolah sehingga akan menambah wawasan pengetahuan, bertukar pikiran dan informasi tentang kemajuan sekolah. Ini akan menambah dan melengkapi pengetahuan yang dimilikinya serta mengatai permasalahan-permasalahan dan kekurangan yang terjadi sehingga peningkatan pendidikan akan bisa tercapai dengan cepat.[4] 
e.    Mengadakan Hubungan Dengan Wali Siswa
Mengadakan pertemuan dengan wali siswa sangatlah penting sekali, karena dengan ini guru dan orang tua akan dapat saling berkomunikasi, mengetahui dan menjaga peserta didik serta bisa mengarahkan pada perbuatan yang positif. Karena jam pendidikan yang diberikan di sekolah lebih sedikit apabila dibandingkan jam pendidikan di dalam keluarga.
2.         Peningkatan Materi
Dalam rangka peningkatan pendidikan maka peningkatan materi perlu sekali mendapat perhatian karena dengan lengkapnya materi yang diberikan tentu akan menambah lebih luas akan pengetahuan. Hal ini akan memungkinkan peserta didik dalam menjalankan dan mengamalkan pengetahuan yang telah diperoleh dengan baik dan benar. Materi yang disampaikan pendidik harus mampu menjabarkan sesuai yang tercantum dalam kurikulum. Pendidik harus menguasai materi dengan ditambah bahan atau sumber lain yang berkaitan dan lebih actual dan hangat. Sehingga peserta didik tertarik dan termotivasi mempelajari pelajaran.
3.         Peningkatan dalam Pemakaian Metode
Metode merupakan alat yang dipakai untuk mencapai tujuan, maka sebagai salah satu indicator dalam peningkatan kualitas pendidikan perlu adanya peningkatan dalam pemakaian metode. Yang dimakud dengan peningkatan metode disini, bukanlah menciptakan atau membuat metode baru, akan tetapi bagaimana caranya penerapannya atau penggunaanya yang sesuai dengan materi yang disajikan, sehingga mmperoleh hasil yang memuaskan dalam proses belajar mengajar. Pemakaian metode ini hendaknya bervariasi sesuai dengan materi yang akan disampaikan sehingga peserta didik tidak akan merasa bosan dan jenuh atau monoton.[5]
Untuk itulah dalam penyampaian metode pendidik harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: Selalu berorientasi pada tujuan,  Tidak hanya terikat pada suatu alternatif saja, Mempergunakan berbagai metode sebagai suatu kombinasi, misalnya: metode ceramah dengan tanya jawab. Jadi usaha tersebut merupakan upaya meningkatkan kualitas pendidikan pada peserta didik diera yang emakin modern.
4.         Peningkatan Sarana
Sarana adalah alat atau metode dan teknik yang dipergunakan dalam rangka meningkatkan efektivitas komunikasi dan interaksi edukatif antara pendidik dan peserta didik dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.[18] Dari segi sarana tersebut perlu diperhatikan adanya usaha meningkatkan sebagai berikut:
a.         Mengerti secara mendalam tentang fungsi atau kegunaan media pendidikan
b.        Mengerti pengunaan media pendidikan secara tepat dalam interaksi belaja mengajar
c.         Pembuatan media harus sederhana dan mudah
d.        Memilih media yang tepat sesuai dengan tujuan dan isi materi yang akan diajarkan.
5.         Peningkatan Kualitas Belajar
Dalam setiap proses belajar mengajar yang dialami peserta didik selamanya lancar seperti yang diharapkan, kadang-kadang mengalami kesulitan atau hambatan dalam belajar. Kendala tersebut perlu diatasi dengan berbagai usaha sebagai berikut:
a.         Memberi Rangsangan
Minat belajar seseorang berhubungan dengan perasaan seseorang. Pendidikan harus menggunakan metode yang sesuai sehingga merangsang minat untuk belajar dan mempelajari baik dari segi bahasa maupun mimic dari wajah dengan memvariasikan setiap metode yang dipakai.[6]
Dari sini menimbulkan yang namanya cinta terhadap bidang studi, sebab pendidik mampu memberikan ransangan terhadap peserta didik untuk belajar, karena yang disajikan benar-benar mengenai atau mengarah pada diri peserta didik yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya setelah peserta didik terangsang terhadap pendidikan maka pendidik tinggal memberikan motivasi secara kontinu. Oleh karena itu pendidik atau lembaga tinggal memberikan atau menyediakan sarana dan prasarana saja, sehingga peserta didik dapat menerima pengalaman yang dapat menyenangkan hati para peserta didik sehingga menjadikan peserta didik belajar semangat.
b.        Memberikan Motivasi Belajar
Motivasi adalah sebagai pendorong peserta didik yang berguna untuk menumbuhkan dan menggerakkan bakat peserta didik secara integral dalam dunia belajar, yaitu dengan diambil dari sisitem nilai hidup peserta didik dan ditujukan kepada penjelasan tugas-tugas.
Motivasi merupakan daya penggerak yang besar dalam proses belajar mengajar, motivasi yang diberikan kepada peserta didik dapat berupa: Memberikan penghargaan, Memberikan hukuman, dan Mengadakan kompetisi dan lomba.


[1] Membina Mutu Pendidikan, (www. Kompasiana. Com), 13 Maret 2015.
[2] Soebagio Atmodiworo, Manajemen Pendidikan Indonesia, ( Jakarta: PT.Ardadijaya, 2000), hlm.56.
[3] A. Samana,  Profesionalisme Keguruan, (Yogyakarta:Kanisius,1994), hlm. 89
[4] Ibid., hlm. 90
[5] Ibid., hlm. 90-91
[6] Ibid., 91-92







BAB III
HASIL PENELITIAN

A.      Tempat & Waktu Penelitian
Tempat     : MTsN 2 Pamekasan
Alamat     : Jl. Gatot Koco No. 11, Kolpajung, Pamekasan
Jam           : 07.30-12.30 WIB
Tanggal    : 01 Maret 2018

B.       Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan survei secara kualitatif dengan cara melakukan wawancara dengan narasumber. Digunakannya metodologi kualitatif agar hasil yang dicapai benar-benar akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Adapun langkah-langkah kerjanya sebagai berikut :
1.         Memberikan pemberitahuan secara tertulis mengenai kegiatan yang akan dilakukan kepada lembaga.
2.         Setelah lembaga menerimanya, maka kami melakukan perjanjian waktu dengan narasumber.
3.         Melakukan wawancara dengan narasumber yang terdiri dari Waka Kurikulum, Guru Pengajar, dan Ka. TU.
4.         Meminta dokumentasi dan data-data pendukung kegiatan observasi.
5.         Terjun langsung ke kelas untuk mengamati suasana pembelajaran.

C.       Hasil Penelitian
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, maka penulis dapat menjabarkan hasil penelitian yang berjudul kegiatan mutu pembelajaran di Lembaga MTsN 2 Pamekasan. Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada beberapa pihak lembaga, kegiatan mutu pembelajaran di Lembaga MTsN 2 Pamekasan terdapat 4 komponen pokok, yaitu : peningkatan kualitas guru, pembelajaran yang aktif dan efektif, sarana yang memadai, dan metode pembelajaran.[1]
1.         Peningkatan Kualitas Guru
Upaya peningkatan kualitas guru yang dilakukan oleh kepala sekolah yaitu sebagai berikut ;
a.         Mengikutsertakan dalam kegiatan penataran
b.        Mengikutsertakan dalam kegiatan diklat sesuai dengan tugasnya masing-masing
c.         Memberikan reward dan punishment kepada guru
d.        Mengikutsertakan dalam kegiatan kursus
e.         Mengadakan sosialisasi
2.         Pembelajaran yang aktif dan efektif
Seorang guru mengupayakan untuk dapat menciptakan pembelajaran yang aktif dan efektif oleh karena itu berikut ini hal-hal yang dilakukan oleh guru MTsN 2 Pamekasan pada saat mengajar :
a.         Sebelum masuk kepada materi guru memberikan ice breaking atau hiburan terlebih dahulu
b.        Setelah ice breaking, guru mereview pembelajaran yang lalu
c.         Guru memberikan reward dan punishment kepada siswa
d.        Melakukan bimbingan bagi yang mengikuti olimpiade
e.         Melakukan bimbingan bagi yang kurang berprestasi
f.         BK mengelopokkan permasalahan yang dialami siswa, sehingga guru dapat mengajar sesuai dengan karakteristik yang dimiliki siswa
3.         Sarana yang memadai
Sarana dan prasarana juga memiliki peran penting dalam meningkatkan mutu pembelajaran, berikut hal yang dilakukan oleh lembaga :
a.         Jumlah kursi dan tempat duduk yang sesuai dengan jumlah siswa
b.        Terdapat kipas angin dalam setiap kelas
c.         Bagi yang suka olahraga, tersedia lapangan bola, volly, dan basket.
d.        Perlengkapan untuk ekstrakulikuler band, drum band, pramuka, pmr, hadrah, bidang olahraga, dan juga kesenian lengkap.
e.         Terdapat musholla, laboratorium, dan perpustakaan untuk mengembangkan IQ dan SQ siswa.
4.         Metode pembelajaran
Dalam mengajar guru menggunakan beberapa metode berikut ini :
a.         Presentasi
b.        Ceramah
c.         Berkelompok/Diskusi
d.        Permainan 
[1] Hasil Penelitian, MTsN 2 Pamekasan, Tanggal 01 Maret 2018






BAB IV
PENUTUP

A.      Kesimpulan
1.    Manajemen Mutu Pembelajaran di Lembaga Pendidikan
Secara kelembagaan, terutama dalam konteks Indonesia, pembicaraan mengenai pendidikan Islam sebenarnya lebih diwarnai oleh dua model pendidikan, yakni pendidikan dalam bentuk pesantren dan pendidikan madrasah. Manajemen Mutu Pembelajaran di Pondok Pesantren dan Manajemen Mutu Pembelajaran di Madrasah.
2.    Upaya untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan (Peningkatan Mutu Belajar): Peningkatan Kualitas Guru Untuk meningkatkan profesionalisme pendidik dalam pembelajaran, perlu ditingkatkan melalui cara-cara sebagai berikut: Mengikuti Penataran, Mengikuti Kursus-Kursus Pendidikan, Memperbanyak Membaca, Mengadakan Kunjungan Kesekolah Lain (studi komperatif), Mengadakan Hubungan Dengan Wali Siswa.
Peningkatan Materi, Peningkatan dalam Pemakaian Metode, Peningkatan Sarana, Peningkatan Kualitas Belajar.

B.       Saran
Dari penjelasan diatas, penulis dapat memberikan saran yang sangat bermanfaat dan dapat membantu para kepala sekolah untuk meningkatkan mutu lembaga pendidikan islam.
Penulis dapat memberikan saran kepada kepala sekolah untuk lebih mudah dalam meningkatkan mutu pendidikan, yaitu:
1.         Dalam meningkatkan mutu pendidikan tidak dapat dilakukan hanya dengan 1 orang saja jadi harus dilakukan secara tim.
2.         Peningkatan mutu pendidikan tidak dapat dilakukan dengan cepat, jadi dilakukannya secara bertahap.
3.         Peningkatan mutu pendidikan juga memerlukan biaya yang besar.
Demikian saran yang dapat saya sampaikan dan yang terakhir kami mengharapkan para pembaca dapat mengambil pelajaran dari laporan penelitian kami ini, dan dapat memberikan kritik dari setiap kesalahan yang ada, karena kami manusia biasa yang dhaif dan tak luput dari salah dan dosa, dan jika ada benarnya itu semata-mata dari Allah Swt.




DAFTAR PUSTAKA

Membina Mutu Pendidikan, (www. Kompasiana. Com), 13 Maret 2015.
Atmodiworo, Soebagio. Manajemen Pendidikan Indonesia,  Jakarta: PT.Ardadijaya, 2000.
Samana, A.  Profesionalisme Keguruan, Yogyakarta:Kanisius,1994

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENDEKATAN MANAJEMEN PESERTA DIDIK

PENDEKATAN MANAJEMEN PESERTA DIDIK MAKALAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Manajemen Peserta Didik yang diampu Bapak Abdul Aziz,...