KEGIATAN MUTU PEMBELAJARAN DI
LEMBAGA MTsN 2 PAMEKASAN
LAPORAN PENELITIAN
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Manajemen Mutu Pendidikan”
Yang diampu oleh
Bapak Dr. H. Taufiqurrahman, M.Pd
Disusun oleh Kelompok 3:
Aulan Nuril Imama (182015010400)
Habibi (182015010400)
Kamariyah (18201501040087)
Kiptiyatul Jannah (182015010400)
Tamlihah (182015010400)
Yesi Lusiawati (18201501040186)
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
JURUSAN
TARBIYAH
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN
2018
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang hingga saat ini masih
berkenan memberikan kepercayaan-Nya kepada kita semua untuk menikmati segala
karunia-Nya dan hanya berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan laporan
penelitian ini. Laporan penelitian ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Mutu Pendidikan. Laporan penelitian ini berisi tentang kegiatan mutu
pembelajaran di lembaga MTsN 2 Pamekasan.
Dalam
pelaksanaan laporan penelitian ini, penulis telah mendapat banyak bantuan dari
berbagai pihak, baik bantuan yang berupa materi maupun bantuan dukungan moril.
Penulis
menyadari selama menulis laporan penelitian ini banyak pihak yang telah
membantu, oleh karena itu pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima
kasih banyak kepada :
1.
Kedua orang tua
yang telah mendidik serta membantu penulis sampai saat ini.
2.
Dr. H.
Taufiqurrahman, M.Pd, selaku dosen mata kuliah Manajemen Mutu Pendidikan yang
selalu memberikan materi serta motivasi kepada kami.
3.
Teman-teman Manajemen
Pendidikan 2015 yang selalu membantu memberikan saran dan kritik dalam
pembuatan laporan penelitian ini.
Kami menyadari
dalam pembuatan laporan penelitian ini masih belum sempurna dan masih banyak
kekurangan, Oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat kami harapkan untuk di masa yang akan datang agar laporan
penelitian ini menjadi lebih baik lagi. Semoga laporan penelitian ini
bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Pamekasan, 13 Maret 2018
Penulis
Kelompok 3
DAFTAR
ISI
HALAMAN SAMPUL…………………………………………….….. i
KATA
PENGANTAR............................................................................ ii
DAFTAR
ISI.......................................................................................... iii
BAB
I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................ 1
B. Rumusan Masalah............................................................ 2
C. Tujuan
Masalah ............................................................... 2
BAB
II: PEMBAHASAN
A.
Manajemen Mutu
Pembelajaran di Lembaga
Pendidikan Islam........................................................... 3
B. Upaya
untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan Islam
(Peningkatan Mutu Belajar)........................................... 5
BAB
III: HASIL PENELITIAN
A. Tempat
& Waktu.............................................................. 10
B. Metodologi
Penelitian..................................................... 10
C. Hasil
Penelitian................................................................. 10
BAB
IV: PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................... 13
B. Saran................................................................................. 13
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Bagaimanapun
sederhananya peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau berlangsung
suatu proses pendidikan. Karena itulah sering dinyatakan pendidikan telah ada
sepanjang peradaban umat manusia. Pendidikan menjadikan sumber daya manusia
lebih cepat mengerti dan siap dalam menghadapi perubahan di lingkungan kerja.
Oleh karena itu tidaklah heran apabila Negara yang memiliki penduduk dengan
tingkat pendidikan yang tinggi akan mempunyai tingkat pertumbuhan ekonomi yang
pesat.
Upaya perbaikan
dibidang pendidikan merupakan suatu keharusan untuk selalu dilaksanakan agar
suatu bangsa dapat maju dan berkembang seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Beberapa upaya dilaksanakan antara lain penyempurnaan kurikulum,
peningkatan kompetensi guru melalui penataran-penataran, perbaikan
sarana-sarana pendidikan, dan lain-lain. Hal ini dilaksanakan untuk
meningkatkan mutu pendidikan bangsa dan terciptanya
manusia Indonesia seutuhnya.
Secara fungsional,
pendidikan pada dasarnya ditujukan untuk menyiapkan manusia menghadapi masa
depan agar hidup lebih sejahtera, baik sebagai individu maupun secara kolektif
sebagai warga masyarakat, bangsa maupun antar bangsa. Bagi pemeluk agama, masa
depan mencakup kehidupan di dunia dan pandangan tentang kehidupan hari kemudian
yang bahagia. Namun saat ini dunia pendidikan kita belum sepenuhnya dapat
memenuhi harapan mayarakat. Fenomena itu ditandai dari rendahnya mutu lulusan,
penyelesaian masalah pendidikan yang tidak tuntas, atau cenderung tambal sulam,
bahkan lebih berorintasi proyek. Akibatnya, seringkali hasil pendidikan
mengecewakan masyarakat. Mereka terus mempertanyakan relevansi pendidikan
dengan kebutuhan masyarakat dalam dinamika kehidupan ekonomi, politik , sosial,
dan budaya.
Kualitas lulusan
pendidikan kurang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja dan pembangunan,
baik industri, perbankan, telekomunikasi, maupun pasar tenaga kerja sektor
lainnya yang cenderung menggugat eksistensi sekolah. Bahkan SDM yang disiapkan
melalui pendidikan sebagai generasi penerus belum sepenuhnya memuaskan bila
dilihat dari segi akhlak, moral, dan jati diri bangsa dalam kemajemukan budaya
bangsa.
Dengan kompetensi yang
dimiliki, selain menguasai materi dan dapat mengolah program belajar mengajar,
guru juga dituntut dapat melaksanakan evaluasi dan pengadministrasiannya.
Kemampuan guru dalam melakukan evaluasi merupakan kompetensi guru yang
sangat penting. Evaluasi dipandang sebagai masukan yang diperoleh dari
proses pembelajaran yang dapat dipergunakan untukmengetahui kekuatan dan
kelemahan berbagai komponen yang terdapat dalam suatu proses belajar
mengajar.
Dari penjelasan diatas
maka penulis dapat memberikan judul dari laporan penelitian ini dengan Kegiatan
Mutu Pembelajaran di Lembaga MTsN 2 Pamekasan.
A. Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana Manajemen
Mutu Pembelajaran di Lembaga Pendidikan Islam?
2.
Bagaimana Upaya untuk Meningkatkan Mutu
Pendidikan Islam (Peningkatan Mutu Belajar)?
B. Tujuan
Penelitian
1.
Untuk Mengetahui
Manajemen Mutu Pembelajaran di Lembaga Pendidikan Islam.
2.
Untuk Mengetahui Upaya untuk
Meningkatkan Mutu Pendidikan Islam (Peningkatan Mutu Belajar).
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Manajemen Mutu
Pembelajaran di Lembaga Pendidikan
Secara kelembagaan, terutama
dalam konteks Indonesia, pembicaraan mengenai pendidikan Islam sebenarnya lebih
diwarnai oleh dua model pendidikan, yakni pendidikan dalam bentuk pesantren dan
pendidikan madrasah.
1.
Manajemen Mutu Pembelajaran di Pondok
Pesantren
Pada dasarnya pondok pesantren
merupakan lembaga pendidikan Islam yang dikelola secara konvensional dan
dilaksanakan dengan sistem asrama (pondok) dan Kyai sebagai sentra utama serta masjid
sebagai pusat lembaganya. Sejak awal pertumbuhannya, pesantren mempunyai bentuk
yang beragam sehingga tidak ada suatu standarisasi yang berlaku bagi semua
pesantren. Namun demikian dalam proses pertumbuhan dan perkembangan pesantren
tampak adanya pola umum, yang diambil dari makna peristilahan pesantren itu
sendiri yang menunjukkan adanya suatu pola tertentu.
Pondok pesantren pada awalnya
merupakan lembaga pendidikan dan pengajaran agama Islam yang diberikan dengan
cara non klasikal (sistem pesantren), di mana seorang kyai mengajar
santri-santri berdasarkan kitab-kitab yang ditulis dalam bahasa Arab oleh
ulama-ulama besar dari abad pertengahan (abad ke 12 s/d abad ke 16).
2.
Manajemen Mutu Pembelajaran di Madrasah
Keberadaan madrasah seperti
sekarang ini merupakan akumulasi berbagai macam budaya dan tradisi pendidikan
yang berkembang di Indonesia. Mulai dari tradisi pra-sejarah atau tradisi asli,
tradisi Hindu-Budha, tradisi Islam, dan tradisi barat atau modern. Oleh sebab
itu madrasah telah menjadi salah satu wujud entitas budaya bangsa Indonesia
yang telah menjalani proses sosialisasi yang relatif intensif,[1] dan dalam waktu yang cukup
panjang itu telah memainkan peran tersendiri dalam panggung pembentukan
peradaban bangsa.
Dilihat dari pengelolaannya,
pendidikan sistem madrasah ini memungkinkan cara pembelajaran secara klasikal.
Pengelolaan sistem madrasi juga memungkinkan adanya pengelompokan
pelajaran-pelajaran tentang pengetahuan Islam yang penyampaiannya dilakukan
secara bertingkat-tingkat dengan memperhitungkan rentang waktu yang dibutuhkan,
sehingga secara teknis, sistem madrasi berusaha mengorganisasikan kegiatan kependidikannya
dengan sistem kelas-kelas berjenjang dengan waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan pelajaran yang sudah dipolakan.
Dari waktu ke waktu format
madrasah semakin jelas sosoknya, sementara isi dan visi keislaman terus
mengalami perubahan, seiring dengan semakin kuatnya kontak dengan dunia luar
terutama dengan negara-negara Islam dan juga dipengaruhi oleh kolonialisasi di nusantara
ini yang berabad-abad lamanya.
Dengan demikian agar mutu
pembelajaran di lembaga pendidikan Islam bisa dimanaj dengan baik, maka ada
beberapa langkah yang harus dilaksanakan oleh para pelaku di lembaga pendidikan
Islam tersebut, antara lain:
a.
Perencanaan
Perencanaan adalah proses
penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan jalan dan
sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu seefisien dan seefektif
mungkin. Dalam setiap perencanaan selalu terdapat tiga kegiatan yang meskipun
dapat dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya
dalam proses perencanaan yaitu:
1)
Perumusan tujuan
yang ingin dicapai
2)
Pemilihan program
untuk mencapai tujuan itu[2]
3)
Identifikasi dan
pengarahan sumber yang jumlahnya selalu terbatas.
b.
Pengorganisasian, Pengorganisasian
merupakan proses membagi kerja ke dalam tugas-tugas yang lebih kecil,
membebankan tugas-tugas itu kepada orang yang sesuai dengan kemampuannya, dan
mengalokasikan sumber daya, serta mengkoordinasikannya dalam rangka efektivitas
pencapaian tujuan organisasinya.
c.
Kepemimpinan, Pemimpin pada hakekatnya
adalah seseorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang
lain di dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan. Kekuasaan adalah kemampuan
untuk mengarahkan dan mempengaruhi bawahan sehubungan dengan tugas-tugas yang
harus dilaksanakannya. Dalam lembaga pendidikan Islam yang dimaksud
pemimpin adalah Kyai dalam pondok pesantren dan ustadz dalam madrasah.
d.
Pengawasan, Pengawasan diperlukan
untuk melihat sejauh mana hasil tercapai. Pengawasan merupakan proses dasar
yang secara esensial tetap diperlukan bagaimanapun rumit dan luasnya suatu
organisasi. Proses dasar tersebut terdiri dari tiga tahap yaitu: Menetapkan
standar pelaksanaan, Pengukuran pelaksanaan pekerjaan dibandingkan dengan
standar, Menentukan kesenjangan (deviasi) antara pelaksanaan dengan standar dan
rencana.
B. Upaya
untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan (Peningkatan Mutu Belajar)
1.
Peningkatan Kualitas Guru
Guru
yang memiliki posisi yang sangat penting dan strategi dalam pengembangan
potensi yang dimiliki peerta didik. Pada diri gurulah kejayaan dan keselamatan
masa depan bangsa dengan penanaman nilai-nilai dasar yang luhur sebagai
cita-cita pendidikan nasional dengan membentuk kepribadian sejahtera lahir dan
bathin, yang ditempuh melalui pendidikan agama dan pendidikan umum.[3]
Oleh karena itu harus mampu mendidik diperbagai hal, agar ia menjadi seorang
pendidik yang proposional. Sehingga mampu mendidik peserta didik dalam
kreativitas dan kehidupan sehari-harinya. Untuk meningkatkan profesionalisme
pendidik dalam pembelajaran, perlu ditingkatkan melalui cara-cara sebagai
berikut:
a. Mengikuti
Penataran
Menurut para
ahli bahwa penataran adalah semua usaha pendidikan dan pengalaman untuk
meningkatkan keahlian guru menyelarasikan pengetahuan dan keterampilan mereka
sesuai dengan kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang-bidang
masing-masing. Tujuan adanya penataran itu dapat meningkatkan efektivitas dan
efisiensi kerja, keahlian dan peningkatan terutama pendidikan untuk menghadapi
arus globaliasi.
b. Mengikuti
Kursus-Kursus Pendidikan
Hal ini akan
menambah wawasan, adapun kursus-kursus biasanya meliputi pendidikan arab dan
inggris serta komputer.
c. Memperbanyak
Membaca
Menjadi guru
profesional tidak hanya menguasai atau membaca dan hanya berpedoman pada satu
atau beberapa buku saja, guru yang berprofesional haruslah banyak membaca
berbagai macam buku untuk menambah bahan materi yang akan disampaikan sehingga
sebagai pendidik tidak akan kekurangab pengetahuan-pengetahuan dan
informasi-informasi yang muncul dan berkembang di dalam masyarakat.
d. Mengadakan
Kunjungan Kesekolah Lain (studi komperatif)
Suatu hal yang
sangat penting seorang guru mengadakan kunjungan antar sekolah sehingga akan
menambah wawasan pengetahuan, bertukar pikiran dan informasi tentang kemajuan
sekolah. Ini akan menambah dan melengkapi pengetahuan yang dimilikinya serta
mengatai permasalahan-permasalahan dan kekurangan yang terjadi sehingga
peningkatan pendidikan akan bisa tercapai dengan cepat.[4]
e. Mengadakan
Hubungan Dengan Wali Siswa
Mengadakan
pertemuan dengan wali siswa sangatlah penting sekali, karena dengan ini guru
dan orang tua akan dapat saling berkomunikasi, mengetahui dan menjaga peserta
didik serta bisa mengarahkan pada perbuatan yang positif. Karena jam pendidikan
yang diberikan di sekolah lebih sedikit apabila dibandingkan jam pendidikan di
dalam keluarga.
2.
Peningkatan Materi
Dalam
rangka peningkatan pendidikan maka peningkatan materi perlu sekali mendapat
perhatian karena dengan lengkapnya materi yang diberikan tentu akan menambah
lebih luas akan pengetahuan. Hal ini akan memungkinkan peserta didik dalam
menjalankan dan mengamalkan pengetahuan yang telah diperoleh dengan baik dan
benar. Materi yang disampaikan pendidik harus mampu menjabarkan sesuai yang
tercantum dalam kurikulum. Pendidik harus menguasai materi dengan ditambah
bahan atau sumber lain yang berkaitan dan lebih actual dan hangat. Sehingga
peserta didik tertarik dan termotivasi mempelajari pelajaran.
3.
Peningkatan dalam Pemakaian Metode
Metode
merupakan alat yang dipakai untuk mencapai tujuan, maka sebagai salah satu
indicator dalam peningkatan kualitas pendidikan perlu adanya peningkatan dalam
pemakaian metode. Yang dimakud dengan peningkatan metode disini, bukanlah menciptakan
atau membuat metode baru, akan tetapi bagaimana caranya penerapannya atau
penggunaanya yang sesuai dengan materi yang disajikan, sehingga mmperoleh hasil
yang memuaskan dalam proses belajar mengajar. Pemakaian metode ini hendaknya
bervariasi sesuai dengan materi yang akan disampaikan sehingga peserta didik
tidak akan merasa bosan dan jenuh atau monoton.[5]
Untuk
itulah dalam penyampaian metode pendidik harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut: Selalu berorientasi pada tujuan, Tidak hanya terikat pada suatu alternatif saja,
Mempergunakan berbagai metode sebagai suatu kombinasi, misalnya: metode ceramah
dengan tanya jawab. Jadi usaha tersebut merupakan upaya meningkatkan kualitas
pendidikan pada peserta didik diera yang emakin modern.
4.
Peningkatan Sarana
Sarana
adalah alat atau metode dan teknik yang dipergunakan dalam rangka meningkatkan
efektivitas komunikasi dan interaksi edukatif antara pendidik dan peserta didik
dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.[18] Dari segi sarana
tersebut perlu diperhatikan adanya usaha meningkatkan sebagai berikut:
a.
Mengerti secara mendalam tentang fungsi
atau kegunaan media pendidikan
b.
Mengerti pengunaan media pendidikan
secara tepat dalam interaksi belaja mengajar
c.
Pembuatan media harus sederhana dan
mudah
d.
Memilih media yang tepat sesuai dengan
tujuan dan isi materi yang akan diajarkan.
5.
Peningkatan Kualitas Belajar
Dalam
setiap proses belajar mengajar yang dialami peserta didik selamanya lancar
seperti yang diharapkan, kadang-kadang mengalami kesulitan atau hambatan dalam
belajar. Kendala tersebut perlu diatasi dengan berbagai usaha sebagai berikut:
a.
Memberi Rangsangan
Minat
belajar seseorang berhubungan dengan perasaan seseorang. Pendidikan harus
menggunakan metode yang sesuai sehingga merangsang minat untuk belajar dan
mempelajari baik dari segi bahasa maupun mimic dari wajah dengan memvariasikan
setiap metode yang dipakai.[6]
Dari
sini menimbulkan yang namanya cinta terhadap bidang studi, sebab pendidik mampu
memberikan ransangan terhadap peserta didik untuk belajar, karena yang
disajikan benar-benar mengenai atau mengarah pada diri peserta didik yang
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya setelah peserta didik
terangsang terhadap pendidikan maka pendidik tinggal memberikan motivasi secara
kontinu. Oleh karena itu pendidik atau lembaga tinggal memberikan atau
menyediakan sarana dan prasarana saja, sehingga peserta didik dapat menerima
pengalaman yang dapat menyenangkan hati para peserta didik sehingga menjadikan
peserta didik belajar semangat.
b.
Memberikan Motivasi Belajar
Motivasi adalah
sebagai pendorong peserta didik yang berguna untuk menumbuhkan dan menggerakkan
bakat peserta didik secara integral dalam dunia belajar, yaitu dengan diambil
dari sisitem nilai hidup peserta didik dan ditujukan kepada penjelasan
tugas-tugas.
Motivasi
merupakan daya penggerak yang besar dalam proses belajar mengajar, motivasi
yang diberikan kepada peserta didik dapat berupa: Memberikan penghargaan,
Memberikan hukuman, dan Mengadakan kompetisi dan lomba.
[1] Membina Mutu Pendidikan, (www.
Kompasiana. Com), 13 Maret 2015.
[2] Soebagio Atmodiworo, Manajemen Pendidikan Indonesia, (
Jakarta: PT.Ardadijaya, 2000), hlm.56.
[3] A. Samana, Profesionalisme
Keguruan, (Yogyakarta:Kanisius,1994), hlm. 89
[4] Ibid., hlm. 90
[5] Ibid., hlm. 90-91
[6] Ibid., 91-92
BAB III
HASIL PENELITIAN
A.
Tempat &
Waktu Penelitian
Tempat : MTsN 2 Pamekasan
Alamat : Jl. Gatot Koco No. 11, Kolpajung,
Pamekasan
Jam : 07.30-12.30 WIB
Tanggal : 01 Maret 2018
B.
Metodologi
Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan survei secara kualitatif
dengan cara melakukan wawancara dengan narasumber. Digunakannya metodologi
kualitatif agar hasil yang dicapai benar-benar akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan. Adapun langkah-langkah kerjanya sebagai berikut :
1.
Memberikan
pemberitahuan secara tertulis mengenai kegiatan yang akan dilakukan kepada
lembaga.
2.
Setelah lembaga
menerimanya, maka kami melakukan perjanjian waktu dengan narasumber.
3.
Melakukan
wawancara dengan narasumber yang terdiri dari Waka Kurikulum, Guru Pengajar,
dan Ka. TU.
4.
Meminta dokumentasi
dan data-data pendukung kegiatan observasi.
5.
Terjun langsung
ke kelas untuk mengamati suasana pembelajaran.
C.
Hasil Penelitian
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, maka
penulis dapat menjabarkan hasil penelitian yang berjudul kegiatan mutu pembelajaran
di Lembaga MTsN 2 Pamekasan. Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada
beberapa pihak lembaga, kegiatan mutu pembelajaran di Lembaga MTsN 2 Pamekasan
terdapat 4 komponen pokok, yaitu : peningkatan kualitas guru, pembelajaran yang
aktif dan efektif, sarana yang memadai, dan metode pembelajaran.[1]
1.
Peningkatan
Kualitas Guru
Upaya peningkatan kualitas guru yang dilakukan oleh
kepala sekolah yaitu sebagai berikut ;
a.
Mengikutsertakan
dalam kegiatan penataran
b.
Mengikutsertakan
dalam kegiatan diklat sesuai dengan tugasnya masing-masing
c.
Memberikan
reward dan punishment kepada guru
d.
Mengikutsertakan
dalam kegiatan kursus
e.
Mengadakan
sosialisasi
2.
Pembelajaran
yang aktif dan efektif
Seorang guru mengupayakan untuk dapat menciptakan
pembelajaran yang aktif dan efektif oleh karena itu berikut ini hal-hal yang
dilakukan oleh guru MTsN 2 Pamekasan pada saat mengajar :
a.
Sebelum masuk
kepada materi guru memberikan ice breaking atau hiburan terlebih dahulu
b.
Setelah ice
breaking, guru mereview pembelajaran yang lalu
c.
Guru memberikan
reward dan punishment kepada siswa
d.
Melakukan
bimbingan bagi yang mengikuti olimpiade
e.
Melakukan
bimbingan bagi yang kurang berprestasi
f.
BK mengelopokkan
permasalahan yang dialami siswa, sehingga guru dapat mengajar sesuai dengan
karakteristik yang dimiliki siswa
3.
Sarana yang
memadai
Sarana dan prasarana juga memiliki peran penting
dalam meningkatkan mutu pembelajaran, berikut hal yang dilakukan oleh lembaga :
a.
Jumlah kursi dan
tempat duduk yang sesuai dengan jumlah siswa
b.
Terdapat kipas
angin dalam setiap kelas
c.
Bagi yang suka
olahraga, tersedia lapangan bola, volly, dan basket.
d.
Perlengkapan
untuk ekstrakulikuler band, drum band, pramuka, pmr, hadrah, bidang olahraga,
dan juga kesenian lengkap.
e.
Terdapat
musholla, laboratorium, dan perpustakaan untuk mengembangkan IQ dan SQ siswa.
4.
Metode
pembelajaran
Dalam mengajar
guru menggunakan beberapa metode berikut ini :
a.
Presentasi
b.
Ceramah
c.
Berkelompok/Diskusi
d.
Permainan
[1] Hasil Penelitian, MTsN 2
Pamekasan, Tanggal 01 Maret 2018
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Manajemen
Mutu Pembelajaran di Lembaga Pendidikan
Secara
kelembagaan, terutama dalam konteks Indonesia, pembicaraan mengenai pendidikan
Islam sebenarnya lebih diwarnai oleh dua model pendidikan, yakni pendidikan
dalam bentuk pesantren dan pendidikan madrasah. Manajemen Mutu Pembelajaran di
Pondok Pesantren dan Manajemen Mutu Pembelajaran di Madrasah.
2. Upaya
untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan (Peningkatan Mutu Belajar): Peningkatan
Kualitas Guru Untuk meningkatkan profesionalisme pendidik dalam pembelajaran,
perlu ditingkatkan melalui cara-cara sebagai berikut: Mengikuti Penataran, Mengikuti
Kursus-Kursus Pendidikan, Memperbanyak Membaca, Mengadakan Kunjungan Kesekolah
Lain (studi komperatif), Mengadakan Hubungan Dengan Wali Siswa.
Peningkatan Materi, Peningkatan
dalam Pemakaian Metode, Peningkatan Sarana, Peningkatan Kualitas Belajar.
B. Saran
Dari
penjelasan diatas, penulis dapat memberikan saran yang sangat bermanfaat dan
dapat membantu para kepala sekolah untuk meningkatkan mutu lembaga pendidikan
islam.
Penulis
dapat memberikan saran kepada kepala sekolah untuk lebih mudah dalam meningkatkan
mutu pendidikan, yaitu:
1.
Dalam
meningkatkan mutu pendidikan tidak dapat dilakukan hanya dengan 1 orang saja
jadi harus dilakukan secara tim.
2.
Peningkatan mutu
pendidikan tidak dapat dilakukan dengan cepat, jadi dilakukannya secara
bertahap.
3.
Peningkatan mutu
pendidikan juga memerlukan biaya yang besar.
Demikian
saran yang dapat saya sampaikan dan yang terakhir kami mengharapkan para
pembaca dapat mengambil pelajaran dari laporan penelitian kami ini, dan dapat
memberikan kritik dari setiap kesalahan yang ada, karena kami manusia biasa
yang dhaif dan tak luput dari salah dan dosa, dan jika ada benarnya itu
semata-mata dari Allah Swt.
DAFTAR PUSTAKA
Membina Mutu Pendidikan, (www.
Kompasiana. Com), 13 Maret 2015.
Atmodiworo, Soebagio. Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta: PT.Ardadijaya, 2000.
Samana, A. Profesionalisme
Keguruan, Yogyakarta:Kanisius,1994
Tidak ada komentar:
Posting Komentar